CIREBON, RAKCER.ID – Kopi adalah salah satu komoditas unggulan Indonesia yang telah dikenal di seluruh dunia. Indonesia menempati urutan keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia, setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia.
Namun, di balik keberhasilan tersebut, terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh para petani kopi, yaitu bagaimana menjaga kelestarian sumber kopi yang berasal dari hutan.
Hutan merupakan habitat alami bagi tanaman kopi, khususnya jenis kopi arabika yang tumbuh di dataran tinggi.
Baca Juga:Kopi dan Teknologi: Inovasi dalam Industri KopiKopi dan Pendidikan: Belajar Lebih Baik dengan Kopi
Hutan menyediakan kondisi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan kopi, seperti suhu, curah hujan, pencahayaan, dan kesuburan tanah.
Selain itu, hutan juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, melindungi tanah dan air, mengatur iklim mikro, dan menyerap karbon.
Namun, hutan di Indonesia mengalami ancaman deforestasi dan degradasi akibat berbagai faktor, seperti pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan, dan pemukiman.
Hal ini berdampak negatif bagi keberlanjutan produksi kopi dan kesejahteraan petani kopi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian sumber kopi dengan menerapkan konsep kopi konservasi.
Apa itu Kopi Konservasi?
Kopi konservasi adalah budidaya kopi dengan mengutamakan pelestarian atau perlindungan kawasan hutan yang diterapkan oleh petani.
Konsep ini juga dikenal dengan istilah kopi agroforestry, yaitu menanam kopi di sela-sela tumbuhan hutan. Dengan demikian, kopi tidak menggantikan hutan, melainkan menjadi bagian dari hutan.
Baca Juga:Kopi dan Pekerjaan: Mengatur Ruang Kerja dengan Aroma KopiKopi dan Olahraga: Energi Ekstra untuk Aktivitas Fisik
Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, kopi konservasi dapat memberikan nilai tambah bagi petani kopi, antara lain:
– Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi, karena tanaman kopi mendapatkan perlindungan dari pohon-pohon besar yang mengurangi stres akibat panas, angin, dan hama.
– Meningkatkan cita rasa kopi yang khas dan beragam, karena tanaman kopi terpengaruh oleh jenis pohon pelindung yang ditanam di sekitarnya.
Hal ini dapat meningkatkan nilai jual kopi sebagai kopi spesialti (specialty coffee) yang diminati oleh pasar global.
– Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi, karena selain menjual biji kopi, petani juga dapat memanfaatkan hasil sampingan dari pohon-pohon pelindung, seperti buah, kayu, resin, dan madu.