Asal Usul Thiwul, Kuliner Khas Gunungkidul yang Resmi Memiliki Sertifikat HaKI

Asal Usul Thiwul, Kuliner Khas Gunungkidul yang Resmi Memiliki Sertifikat HaKI
Thiwul merupakan makanan pokok masyarakat Gunungkidul. Foto: Pinterest/Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Thiwul baru-baru ini menjadi salah satu kuliner khas Indonesia yang resmi mengantongi sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HaKI).

Kuliner khas Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini resmi mendapat pengakuan HaKI mengikuti beberapa tradisi di daerah tersebut yang juga telah terdaftar HaKI-nya.

Asal Usul Thiwul

Dahulu, thiwul merupakan makanan pokok masyarakat Gunungkidul. Pasalnya, Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah gersang karena pengairan sulit dilakukan.

Baca Juga:Rekomendasi Tempat Wisata Populer di Nusa Penida yang Populer, Cocok untuk Healing Bersama Keluarga4 Tradisi Munggahan Khas Sunda Menjelang Bulan Ramadhan 

Namun thiwul diyakini sudah ada sejak zaman penjajahan, khususnya pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.

Hal ini diperkuat dengan kondisi saat itu, dimana banyak sumber pangan seperti beras yang diambil oleh Jepang, yang kemudian memaksa penduduk pribumi untuk mencari alternatif lain.

Oleh karena itu, singkong dipilih sebagai makanan pokok alternatif saat itu. Meski begitu, thiwul pada masa lalu berbeda dengan sajian thiwul pada masa kini.

Dahulu, thiwul dimakan seperti nasi dengan lauk pauk dan sayur-sayuran. Sementara itu, saat ini thiwul biasanya dipadukan dengan kelapa parut dan sedikit gula merah.

Sedangkan dari segi rasa, thiwul memiliki rasa yang sedikit manis dengan aroma singkong yang alami, karena berbahan dasar singkong.

Selain rasanya yang khas, thiwul memiliki tekstur yang lebih pulen dan sedikit menggumpal sehingga memberikan sensasi tersendiri saat menyantapnya.

Warga Trenggalek, Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar termasuk yang masih mengonsumsi thiwul seperti nasi.

Baca Juga:Ramalan Zodiak 26 Februari 2024: Taurus Bakal Beruntung!Resep Kopi Talua Khas Minang, Nikmati Kopi Unik dengan Busa Berlimpah

Sebagai makanan pokok, thiwul memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dibandingkan nasi. Bahan baku thiwul sendiri sudah jelas yaitu singkong sebagai bahan baku utama.

Tepatnya singkong atau singkong kering. Singkong kering umumnya disebut dengan singkong atau gogik.

Singkong dibuat melalui serangkaian proses dengan proses utama mengeringkan singkong yang telah dikupas dan dicuci bersih.

Untuk mempercepat dan memastikan tingkat kekeringan singkong, Anda bisa memotongnya menjadi kecil-kecil sebelum dikeringkan.

Selain singkong kering, ada juga beberapa bahan pendukung lainnya seperti gula merah, kelapa parut, daun pandan, daun pisang, garam dan air. Semuanya kemudian diracik dan dicocokkan menjadi jajanan tradisional thiwul. Jajanan ini bisa Anda nikmati saat sedang berwisata di Yogyakarta, khususnya Gunungkidul. (*) 

0 Komentar