CIREBON, RAKCER.ID -Burung Toktor Sumatera, atau dalam nama ilmiahnya Carpococcyx viridis, adalah salah satu dari sekian banyak keajaiban alam yang tersembunyi di hutan-hutan Sumatera.
Sebagai salah satu spesies paling langka dan misterius, burung ini menyimpan banyak cerita yang belum terungkap.
Burung Toktor Sumatera, mengungkap fakta-fakta menarik yang membuatnya begitu istimewa.
1. Sejarah Penemuan dan Misteri Kepunahan
Baca Juga:Sikatan Aceh: Kehidupan dan Habitat yang TerancamPeran Ekologis Kasuari dalam Ekosistem Hutan Tropis
Toktor Sumatera pertama kali terlihat pada tahun 1878 di sepanjang Bukit Barisan1. Namun, selama 81 tahun, burung ini hampir tidak terlihat, sehingga sempat dikira punah.
Baru pada bulan November 1997, burung ini berhasil difoto untuk pertama kalinya setelah lama tidak terlihat2.
2. Ciri Fisik: Keindahannya di Hutan Sumatera
Dengan ukuran tubuh 55-60 cm, Toktor Sumatera memiliki bulu berwarna hitam di bagian kepala, kehijauan di bagian leher hingga dada, dan kecokelatan dengan garis-garis hitam di bagian dada hingga tungging.
Kaki dan paruhnya yang berwarna hijau, serta mahkota hitam yang kontras dengan mantel hijau pudar, menjadikan burung ini salah satu spesies yang sangat indah.
3. Suara Merdu: Nyanyian dari Hutan Tropis
Burung ini dikenal karena suaranya yang keras dan merdu, yang terdengar seperti “tock-tor”, dari situlah namanya diambil. Suara ini tidak hanya menjadi identitas bagi spesies ini tetapi juga menambah kekayaan akustik hutan Sumatra.
4. Perilaku: Kehidupan di Permukaan Tanah
Toktor Sumatera adalah burung yang hidup di permukaan tanah, mencari hewan vertebrata kecil dan invertebrata besar untuk dimakan.
Kehidupannya yang pemalu dan tersembunyi menjadikannya sulit untuk dipelajari dan diamati.
5. Status Konservasi: Kritis
Baca Juga:Karakteristik Unik Burung Rangkong: Apa yang Membuatnya Berbeda?Habitat Rangkong: Menjaga Rumah di Atas Pohon
Dengan populasi dewasa yang diperkirakan hanya sekitar 50–249 ekor, Toktor Sumatera tergolong dalam 18 burung paling langka di Indonesia.
Status konservasi burung ini adalah “Kritis”, yang menunjukkan tingkat keterancaman yang sangat tinggi2.
6. Upaya Konservasi: Menjaga Warisan Alam Sumatera
Upaya konservasi untuk Toktor Sumatera meliputi perlindungan habitat, penelitian lebih lanjut, dan edukasi masyarakat.
Taman Nasional Kerinci Seblat, sebagai salah satu habitat utama burung ini, menjadi kunci dalam upaya pelestarian spesies ini.