Mereka memiliki tubuh licin tanpa kaki belakang dan mata kecil. Salamander lumpur raksasa Amerika lebih banyak menghabiskan waktu di lubang-lubang tanah yang lembab daripada di air.
Mereka adalah predator nokturnal yang memakan invertebrata seperti cacing tanah, siput, dan serangga.
Habitat salamander lumpur raksasa Amerika adalah dataran banjir dan rawa di bagian tenggara Amerika Serikat.
5. Salamander Bergerak Perlahan (Bolitoglossa occidentalis)
Baca Juga:5 Jenis Monyet Terkecil di Dunia,yang Sangat Unik dan Langka 7 Fakta Tentang Monyet Uakari Botak, Monyet Berwajah Merah
Salamander bergerak lambat, atau salamander cacing Jamaika, adalah salamander mini endemis pulau Jamaika.
Sesuai namanya, mereka bergerak sangat lambat, hanya sekitar 1 cm per menit. Mereka memiliki tubuh ramping berwarna coklat atau hitam dengan panjang maksimal 6 cm.
Salamander bergerak lambat hidup di lantai hutan yang lembab dan memakan invertebrata kecil seperti serangga dan kutu.
Saat terancam, mereka akan mengeluarkan lendir lengket berwarna putih dari ekornya.
Salamander: lebih dari sekadar mitos
Kelima jenis salamander ini hanyalah sebagian kecil dari sekitar 600 spesies salamander yang ada di dunia.
Mereka menghuni berbagai habitat, dari aliran sungai pegunungan yang dingin hingga hutan hujan tropis yang lembab.
Salamander memegang peranan penting dalam ekosistem dengan membantu mengontrol populasi invertebrata.
Baca Juga:9 Fakta Menarik Ayam Cemani, Ayam yang Warna Badanya Hitam Semua 5 Fakta Menarik Tentang Ayam Serama, Ayam Kecil Namun Sangat Anggun
Selain itu, kemampuan regenerasi mereka yang luar biasa sedang dipelajari oleh para ilmuwan untuk memahami bagaimana jaringan tubuh dapat diperbaiki.
Meskipun beberapa spesies salamander dipelihara sebagai hewan peliharaan eksotis, penting untuk diingat bahwa salamander adalah satwa liar yang dilindungi.
Mereka memiliki kebutuhan habitat khusus dan tidak selalu cocok untuk dipelihara di penangkaran.
Ancaman terhadap Salamander
Populasi salamander di seluruh dunia menghadapi berbagai ancaman, termasuk hilangnya habitat akibat polusi air, penebangan hutan, dan perubahan iklim.
Penyakit jamur yang menyerang amfibi, serta introduksi spesies invasif, juga turut mengancam keberadaan mereka.
Pelestarian Salamander
Upaya pelestarian habitat, pengendalian polusi air, dan pencegahan introduksi spesies asing sangat penting untuk melindungi salamander.
Selain itu, penelitian dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya salamander dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap mereka.(*)