CIREBON, RAKCER.ID – Pernyataan Paus Fransiskus mengenai konflik Rusia-Ukraina telah menciptakan kehebohan di seluruh dunia.
Paus Fransiskus menyuarakan dorongan agar Ukraina menunjukkan keberanian dengan mengibarkan “bendera putih” dan memulai perundingan dengan Moskow untuk mengakhiri perang.
Komentar Paus Fransiskus ini disampaikan dalam wawancara dengan media Swiss yakni RSI, yang diambil pada akhir bulan lalu.
Baca Juga:Harga Emas pada Senin 11 Maret 2024 Alami Kenaikan Dibanding Akhir Pekan LaluHarga Eceran Tertinggi (HET) Beras Premium Naik 1000/Kg, Wilayah Ini yang Terdampak!
Dalam sesi wawancara tersebut, Paus Fransiskus memberikan tanggapannya terhadap pertanyaan mengenai dua pandangan yang berbeda terkait Ukraina.
Salah satunya berpendapat bahwa Ukraina seharusnya menyerah karena tak mampu lagi menghadapi serangan tentara Rusia, sementara pandangan lain menyatakan bahwa invasi Rusia dapat dianggap sah jika Ukraina memutuskan untuk menyerah.
Dalam merespons pertanyaan tersebut, pewawancara menggunakan istilah “bendera putih” untuk menggambarkan situasi yang dihadapi Ukraina.
Komentar Paus Fransiskus Tentang Perang Rusia-Ukraina
“Saya pikir orang paling kuat adalah mereka yang melihat situasi ini, memikirkan orang banyak dan memiliki keberanian ‘bendera putih’, dan bernegosiasi,” kata Paus Fransiskus dikutip dari RSI.
“Kata negosiasi adalah kata penuh keberanian. Jika Anda merasa kalah, dan hal tidak berjalan baik, Anda harus punya keberanian untuk bernegosiasi,” tambahnya.
Pertama kali dalam wawancara terkait konflik Rusia-Ukraina, Paus Fransiskus menggunakan frasa “bendera putih” atau “kalah,” demikian dilaporkan oleh Reuters.
Matteo Bruni selaku juru bicara Vatican, menyatakan bahwa Paus Fransiskus menggunakan istilah “bendera putih” setelah jurnalis yang mewawancarainya menggunakannya.
Baca Juga:Hasil Liverpool vs Manchester City di Premier League 2023/2024: Liverpool Turun GunungDaftar Lengkap Pemenang Piala Oscar di Academy Awards ke-96
Ia menambahkan bahwa istilah tersebut dipergunakan “untuk menghentikan permusuhan dan mencari titik temu melalui keberanian untuk bernegosiasi.”
Dalam suratnya yang dikirim ke Kiev, Moskow, dan Washington DC pada tahun lalu, Paus Fransiskus sebelumnya juga telah mendesak agar perang diakhiri.
“Mungkin ada rasa malu. Namun, berapa orang akan tewas dalam perang ini. Semua harus bernegosiasi pada waktunya, cari negara untuk menjadi mediator,” tulis Paus Fransiskus dalam suratnya dikutip dari Reuters.
Dalam segmen lain dari wawancara yang sama, Paus Fransiskus membahas konflik di Gaza, dengan menyampaikan pandangan bahwa “berunding tidak sama dengan menyerah.”