Investor asing khawatir bahwa kebijakan populis yang mahal, seperti makan siang gratis, dapat memperburuk kesehatan keuangan negara. Proyeksi peningkatan defisit fiskal pada APBN 2025 juga dapat membebani reputasi obligasi Indonesia.
Schroder Indonesia mengakui kebijakan yang diajukan Prabowo tampaknya lebih menguntungkan pasar saham dibandingkan pasar obligasi.
Namun, hal ini tidak berarti investor harus menjual obligasi dan membeli saham. Daya tarik Indonesia, dengan imbal hasil riilnya yang tinggi, tetap menjadi salah satu pilihan paling menarik bagi investor di pasar negara berkembang.
Baca Juga:Catat! Ini dia Jadwal dan Lokasi Menukar Uang Baru Untuk Warga Cirebon.Tergiur dengan Gaji Magang Di Jerman yang Besar, Ribuan Mahasiswa Jadi Korban Perdagangan manusia
Kesimpulannya, rupiah Indonesia mengalami pelemahan sebesar 1,2% meski Prabowo menang dalam pemilu presiden.
Pelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh tekanan dolar AS dan keluarnya modal asing dari pasar obligasi pemerintah. Reaksi pasar terhadap pengumuman FOMC dan sentimen global secara keseluruhan turut berkontribusi terhadap depresiasi nilai tukar rupiah.
Masih harus dilihat bagaimana kebijakan fiskal pemerintah yang baru akan berdampak pada mata uang Indonesia, dan investor harus tetap waspada di tengah fluktuasi ini.