CIREBON, RAKCER.ID – Pemilu di Korea Selatan sedang mengalami panasnya kampanye, dimana Han Dong-hoon selaku ketua komite tanggap darurat dan kampanye umum Partai Kekuatan Rakyat, menyatakan tujuannya untuk menghilangkan para pesaingnya.
Pesaing yang dimaksud adalah Lee Jae-myung dari Partai Demokrat dan Cho Kuk dari Partai Inovasi Cho Kuk.
Dalam rapat umum dukungan di Yeonje-gu dan Haeundae, Busan, Ketua Han mengutip kalimat dari film ‘War on Crime’, “Bahkan ketika gangster berkelahi, pasti ada alasannya,” ucapnya.
Baca Juga:Hasil Bologna vs Salernitana di Liga Italia Serie A 2023/2024 1 April 2024Alasan Sopir Taksi Online Lakukan Ancaman dan Pemeran ke Penumpang Wanita: Kebelet Kawin!
Tak hanya itu ketua Han Dong-hoon juga menyatakan bahwa, “Perwakilan Lee dan alasan Cho adalah pelaku kejahatan dan masuk penjara.
Kemudian dia juga menanyakan, “Apakah itu benar?,” ucapnya.
Terlebih lagi, dia menyoroti komentar Perwakilan Lee Jae-myung tentang kampanye kota dan kecilnya Partai Kekuatan Rakyat pada hari sebelumnya.
“Hal tersebut adalah air mata buaya dan tindakan yang mengada-ada” ucap ketua Han Dong-hoon.
Ketua Han Dong-hoon meminta para pemilih memberikan kesempatan lain kepada partainya.
Dia menyatakan, “Sudah kurang dari 100 hari (sejak saya menjadi ketua komite darurat),” ucapnya.
“Anda belum memberi saya kesempatan. Apakah Anda akan membiarkan saya menghilang seperti ini?,” tambahnya.
Janji Ketua Han Dong-hoon
Dia berjanji, “Jika ada kekurangan dalam pemerintahan atau partai yang berkuasa, beritahu saya,” ucapnya.
Baca Juga:Timnas Indonesia Panggil 27 Pemain untuk Mengabdi di Piala Asia U-23 2024Sutradara Oppenheimer Sir Christopher Nolan Ingin Buat Film Horor di Indonesia dengan Hantu Asli!
“Saya akan bertanggung jawab dan berkomitmen untuk menyelesaikannya,” tambahnya.
Selain para calon pemimpin selanjutnya di Korea Selatan, ternyata pihak keamanan di Korea Selatan sedang berusaha menangkap dua orang yang diduga membantu seorang YouTuber dalam pemasangan sejumlah kamera mata-mata di tempat pemungutan suara.
Otoritas percaya bahwa pasangan tersebut merupakan kaki tangan dari influencer media sosial yang berusaha memvalidasi klaim penipuan pemilu di Korea Selatan yang tidak berdasar.
Influencer berusia 40-an tersebut ditangkap pada akhir pekan lalu.
Pemungutan suara awal dalam pemilihan parlemen Korea Selatan dijadwalkan pada hari Jumat dan Sabtu.
Menurut polisi di kota Incheon, sekitar 40 lokasi di seluruh negeri, termasuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan pusat penghitungan suara, ditemukan memiliki kamera ilegal yang disamarkan sebagai peralatan telekomunikasi.