CIREBON, RAKCER.ID – Penyakit asam lambung (GERD) terjadi ketika cairan asam lambung naik ke kerongkongan karena cincin otot di bawah kerongkongan, juga dikenal sebagai sfingter.
Sebenarnya, sfingter berfungsi untuk mencegah makanan yang telah masuk ke perut tidak kembali ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan gejala asam lambung.
Pola makan, seperti makan makanan atau minuman berlemak, dapat menyebabkan sfingter melemah.
Baca Juga:10 Rekomendasi Susu Rendah Lemak, Baik untuk Diet!Jangan Asal Pilih Susu Rendah Lemak, Cek Tipsnya Disini!
Selain itu, sebagian orang yang menderita asam lambung kronis sering ragu untuk meminum susu karena anggapan bahwa susu dapat menyebabkan atau memperburuk asam lambung.
Meskipun susu sapi mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tubuh, namun susu sapi juga tinggi lemak.
Jadi, bolehkah susu sapi dikonsumsi oleh orang yang memiliki asam lambung? Adakah jenis susu yang aman untuk asam lambung? Ketahui lebih lanjut di sini.
Bolehkah Penderita Asam Lambung Mengonsumsi Susu?
Susu sapi mengandung banyak kalsium; satu cangkir, atau 245 mililiter, memenuhi sekitar 21-23 persen kebutuhan kalsium harian Anda.
Menurut Healthline, kalsium juga penting bagi mereka yang menderita asam lambung, selain membantu kesehatan tulang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di National Library of Medicine menunjukkan bahwa mengonsumsi kalsium karbonat dapat membantu meningkatkan fungsi sfingter.
Jadi, kemungkinan mengalami gejala GERD dapat berkurang.
Protein juga merupakan komponen susu sapi yang dapat membantu penderita asam lambung. Sebuah studi tahun 2017 yang dimuat di Health Promotion Perspective menunjukkan bahwa protein dapat membantu mengurangi gejala gastroesophageal reflux (GERD).
Baca Juga:7 Manfaat dari Susu Rendah Lemak, Cocok untuk Diet!Apa aja Manfaat dari Susu UHT Plain? Cek Manfaatnya Disini!
Sebab, gastrin, hormon yang mampu menguatkan sfingter, dapat diproduksi oleh protein. Dengan demikian, kemungkinan makanan sampai ke kerongkongan menurun.
Namun, susu sapi mengandung banyak kalsium dan protein, dan lemaknya dapat mengendurkan sfingter dan menyebabkan makanan naik ke kerongkongan.
Selain itu, tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna lemak, sehingga lemak tetap berada di lambung lebih lama, menunda pengosongan lambung.
Kerongkongan, atau esofagus, akan lebih lama terpapar asam yang naik ke atas jika pengosongan lambung terhambat. Ini dapat memperburuk gejala asam lambung.
Beberapa orang yang sensitif terhadap lemak susu dapat mengalami masalah pencernaan setelah mengonsumsinya, salah satunya adalah asam lambung, menurut dr. Theresia Rina Yunita.