Oleh karena itu, susu UHT dapat menjadi pilihan yang bagus untuk anak-anak setelah susu formula.
Berikut 3 Resiko Susu UHT pada Anak
1. Konsumsi Susu UHT setelah Pembukaan Kemasan
Susu UHT, yang merupakan jenis susu yang telah dibersihkan dengan suhu tinggi dan dimasukkan ke dalam kemasan tanpa zat pengawet.
Baca Juga:Efek Samping Terlalu Sering Minum Susu UHT pada Anak, Cek Aturannya Disini!5 Manfaat Susu UHT Full Cream, Bantu Pertumbuhan Gigi dan Tulang Anak
Harus dikonsumsi segera setelah dibuka agar tidak terkontaminasi dengan mikroba dan spora patogen.
Susu UHT yang sudah terbuka lama lalu dikonsusmi dapat menyebabkan masalah pencernaan karena mikroorganisme yang tumbuh di dalam susu dan beberapa kondisi infeksi, seperti infeksi saluran kemih pada anak dan infeksi saluran cerna.
2. Konsumsi Susu UHT pada Anak di bawah 1 tahun
Susu UHT tidak boleh diberikan kepada bayi di bawah usia 1 tahun, terutama bayi di bawah usia 6 bulan.
Ini karena sistem pencernaan anak atau bayi di bawah usia 1 tahun belum sempurna dan belum dapat mencerna susu sapi dengan baik.
Salah satu bahaya susu UHT untuk anak di bawah usia 1 tahun adalah dapat menyebabkan masalah pencernaan.
3. Konsumsi Susu UHT pada Anak yang Alergi
Jangan memberi anak-anak dengan riwayat alergi susu sapi susu UHT karena susu UHT sepenuhnya berasal dari susu sapi yang dipasteurisasi dan disterilkan dengan suhu tinggi.
Akibatnya, reaksi alergi yang berbeda-beda pada anak-anak dengan alergi susu sapi dapat muncul.
Baca Juga:10 Merk Susu Evaporasi di Alfamart & Indomaret, Makanan Makin Enak!Mengenal Susu Evaporasi Pengganti Santan untuk Kurangi Kolesterol
Produsen susu UHT dapat menambah nutrisi setelah sterilisasi. Meskipun beberapa nutrisi dapat hilang, beberapa dokter anak lebih suka memberi anak susu UHT daripada susu formula.
Ini karena tingginya kandungan gula dan pengawet dalam susu formula dapat membahayakan kesehatan anak dan bahkan dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak.
Susu UHT lebih baik daripada susu formula untuk ibu yang memiliki anak dengan kondisi tertentu.
Selain itu, dapat diberikan kepada anak saat usianya mencapai satu tahun.
Meskipun demikian, ibu menyusui disarankan untuk mengutamakan pemberian asi kepada bayi mereka hingga berusia dua tahun agar mereka dapat menikmati semua manfaat asi.
Agar dapat terus memberi asi kepada bayi mereka hingga berusia dua tahun, ibu harus mengonsumsi makanan sehat untuk ibu menyusui.