Kenali Ciri Toxic Relationship, Pulihkan Kembali Hubungan yang Harmonis
5. Adanya Kebencian
Memendam dendam dan membiarkannya membusuk mengikis keintiman. Perhatikan apakah pasangan cenderung memelihara keluhan-keluhan ini secara diam-diam karena tidak merasa aman untuk mengungkapkannya.
Hubungan bisa menjadi beracun jika kedua pihak tidak bisa saling mempercayai untuk mendengarkan kekhawatiran satu sama lain.
6. Ketidakjujuran
Jika pasangan Anda terus-menerus berbohong tentang keberadaannya atau siapa yang ditemuinya, ini menandakan bahwa dia ingin menghindari menghabiskan waktu bersama Anda atau khawatir dengan reaksi Anda jika mengetahui yang sebenarnya.
Baca Juga:Cara Membaca Love Language Pasangan Lewat Sikapnya8 Kriteria Pria yang Pantas Menjadi Pasangan Hidup
7. Mengabaikan Kebutuhan
Mengabaikan kebutuhan dalam hubungan adalah tanda lain dari toxic relationship. Ketika Anda merasa harus mengikuti apa pun yang diinginkan pasangan, bahkan jika itu bertentangan dengan keinginan atau kenyamanan Anda sendiri, ini bisa menjadi indikasi bahwa hubungan tersebut tidak sehat.
8. Kurangnya Perawatan Diri
Anda mungkin menarik diri dari hobi yang dulu disukai, mengabaikan kesehatan, dan mengorbankan waktu luang.
Hal ini bisa terjadi karena Anda tidak memiliki energi untuk aktivitas tersebut atau karena pasangan tidak menyetujui Anda melakukan hal-hal sendiri.
Cara Mengatasi Toxic Relationship
Saat berada dalam toxic relationship, Anda bisa memperbaikinya jika kedua pihak sama-sama berkomitmen. Berikut tips yang disarankan:
1. Jangan Memikirkan Masa Lalu
Perbaikan hubungan kemungkinan besar melibatkan penanganan peristiwa masa lalu. Namun, ini tidak seharusnya menjadi fokus utama. Tahan godaan untuk terus merujuk ke skenario negatif karena hal ini dapat membuat kedua pihak tegang dan frustasi.
2. Pandanglah Pasangan dengan Penuh Kasih Sayang
Ketika merasa ingin menyalahkan pasangan atas masalah dalam hubungan, cobalah mengambil langkah mundur. Pikirkan apakah mereka baru-baru ini mengalami masa sulit di tempat kerja atau ada masalah keluarga yang membebani pikiran mereka. Sebagai pasangan, sudah seharusnya saling memahami kondisi masing-masing.
3. Praktikkan Komunikasi yang Sehat
Perhatikan cara berbicara satu sama lain saat memperbaiki keadaan. Bersikaplah lembut dan hindari sarkasme. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Kamu tidak mendengarkan apa yang aku katakan,” katakan, “Aku merasa sakit hati saat kamu mengeluarkan ponselmu saat aku sedang berbicara karena itu memberi kesan bahwa apa yang aku katakan tidak penting.”