CIREBON, RAKCER.ID – Kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan dorongan kuat untuk memperoleh pengakuan dan perhatian dari orang lain.
Orang dengan kepribadian narsistik cenderung memiliki pandangan yang berlebihan terhadap diri sendiri dan merasa lebih unggul daripada orang lain.
Mereka juga sering kali kekurangan empati dan cenderung memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuan.
Baca Juga:Mengapa Penting untuk Paham dengan Diri Sendiri dan 5 Tanda-Tanda Kamu Sudah MencapainyaMengapa Merasa Insecure dengan Tubuh Berbahaya? Kenali Dampaknya dan Cara Mengatasinya
Apa saja tanda-tanda lainnya yang dimiliki oleh seseorang dengan kepribadian narsistik? Berikut lima tandanya yang dikutip dari Instagram.
Tanda-Tanda Kepribadian Narsistik
1. Selalu Ingin Menjadi Pusat Perhatian
Orang dengan kepribadian narsistik cenderung selalu ingin menjadi pusat perhatian. Mereka ingin semua mata tertuju pada mereka dan merasa tidak nyaman jika tidak ada yang memperhatikan.
Mereka akan mencari cara menarik perhatian seperti berbicara keras atau berpakaian mencolok. Selain itu, mereka merasa cemburu jika ada orang lain yang mendapatkan perhatian lebih.
Dalam perilaku sehari-hari, mereka selalu berusaha mendominasi percakapan dan membuat semuanya tentang diri mereka sendiri. Mereka senang ketika orang lain memuji atau memberikan pengakuan atas prestasinya.
Namun, di balik semua itu, mereka sebenarnya memiliki kekurangan emosional dan perhatian yang mendalam.
Mereka terus-menerus merasa perlu mendapatkan validasi dan pengakuan dari orang lain karena tidak mampu memberikan hal itu pada diri sendiri.
2. Kurangnya Empati
Salah satu tanda paling jelas dari kepribadian narsistik adalah kurangnya empati terhadap orang lain. Mereka tidak peduli dengan perasaan atau kebutuhan orang lain dan cenderung mengabaikannya.
Baca Juga:Apa Itu Overthinker? Sifat yang Harus Dihindari untuk Kehidupan Lebih BaikMulai 5 Juli 2024 Tanpa Antre Panjang! BCA Terapkan Biaya Administrasi Baru untuk Tarik Tunai di EDC
Narsistik akan lebih memfokuskan diri pada kepentingan dan kepuasan pribadi. Mereka tidak mampu memahami atau mengalami emosi orang lain dengan benar, membuat mereka sulit membangun hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain.
Kurangnya empati ini juga terlihat dalam cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Mereka mungkin tidak peduli dengan perasaan orang lain dan seringkali memperlakukan orang lain dengan tidak hormat.
Mereka dapat dengan mudah mengkritik dan mengejek orang lain tanpa memperhatikan dampaknya. Tipe ini hanya peduli dengan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka bisa mendapatkan hal itu, tanpa memperdulikan jika ada orang yang terluka atau terperosok oleh tindakannya.