Bernapas melalui hidung dan mulut secara bersamaan memungkinkan aliran udara yang lebih besar. Hidung berfungsi menyaring dan menghangatkan udara, sedangkan mulut membantu memasukkan lebih banyak oksigen dengan cepat.
Sebuah studi di Journal of Strength and Conditioning Research menemukan bahwa kombinasi pernapasan hidung dan mulut dapat meningkatkan efisiensi pernapasan saat berlari.
5. Hindari Menahan Napas
Sering kali, pemula cenderung menahan napas saat merasa lelah atau saat berusaha meningkatkan kecepatan. Menahan napas dapat menyebabkan penumpukan karbon dioksida dalam tubuh, yang dapat mengurangi kinerja dan menyebabkan pusing.
Baca Juga:Manfaat Rutin Jalan Kaki, Bantu Rampingkan Perut7 Minuman Di Pagi Hari untuk Menghilangkan Lemak Perut, Bye-bye Perut Buncit!
Latih diri untuk bernapas secara teratur dan konsisten, bahkan saat intensitas lari meningkat.
6. Latihan Pernapasan di Luar Aktivitas Lari
Latihan pernapasan di luar sesi lari dapat membantu meningkatkan kontrol dan kapasitas pernapasan. Latihan seperti yoga dan latihan pernapasan dalam (deep breathing exercises) dapat membantu memperkuat diafragma dan meningkatkan kesadaran pernapasan.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Yoga menunjukkan bahwa latihan pernapasan secara teratur dapat meningkatkan kapasitas paru-paru dan efisiensi oksigenasi.
7. Kenali Tanda-tanda Kesulitan Pernapasan
Penting bagi pemula untuk mengenali tanda-tanda kesulitan pernapasan, seperti sesak napas, nyeri dada, atau pusing. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera kurangi intensitas lari dan beristirahat.
Mengabaikan tanda-tanda ini dapat menyebabkan cedera atau kondisi kesehatan yang lebih serius.
8. Gunakan Peralatan yang Tepat
Menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman serta sesuai untuk berlari dapat membantu memaksimalkan pernapasan.
Pakaian yang terlalu ketat dapat membatasi gerakan dada dan diafragma, sedangkan sepatu yang tidak sesuai dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang mempengaruhi ritme pernapasan.