Apa Itu Hikayat dalam Bahasa Indonesia: Pahami Karakteristik dan Kaidah Kebahasaan

Apa Itu Hikayat dalam Bahasa Indonesia: Pahami Karakteristik dan Kaidah Kebahasaan
Foto: pinterest/RAKCER.ID
0 Komentar

5. Memiliki Struktur Naratif yang KhasStruktur naratif hikayat biasanya mengikuti alur yang linear dengan urutan kronologis. Cerita dimulai dengan pengenalan tokoh dan setting, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian konflik dan penyelesaiannya, dan diakhiri dengan penutup atau kesimpulan. Kadang-kadang, cerita dalam hikayat dibuka dan diakhiri dengan pantun atau syair.

Kaidah Kebahasaan Hikayat1. Bahasa KlasikBahasa yang digunakan dalam hikayat adalah bahasa Melayu klasik yang memiliki nuansa formal dan kaku jika dibandingkan dengan bahasa Melayu modern. Penggunaan kata-kata kuno seperti ‘syahadan’, ‘maka’, dan ‘adapun’ adalah hal umum.

2. Penggunaan Majas dan KiasanHikayat seringkali dipenuhi dengan penggunaan majas dan kiasan sebagai ciri khas sastra lama. Majas yang sering digunakan termasuk hiperbola, metafora, dan personifikasi. Misalnya, kekuatan seorang pahlawan digambarkan sebagai ‘lebih kuat dari seribu gajah.’

Baca Juga:Rumus Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung dan Sisi DatarSelain Untar,Ini 10 Universitas Swasta Unggulan di Jakarta untuk Tahun 2024

3. Penggunaan Kata BergandaSalah satu ciri khas bahasa dalam hikayat adalah penggunaan kata berganda atau kata ulang. Ini merupakan cara untuk menekankan sesuatu atau membuat efek kepuitisan dalam narasi. Misalnya, penggunaan kata ‘huru-hara,’ ‘ramai-ramai,’ dan sebagainya.

4. Dialog dengan Sapaan TradisionalDialog dalam hikayat sering kali menggunakan sapaan yang menunjukkan rasa hormat dan hierarki sosial. Tokoh-tokoh dalam hikayat akan menggunakan sapaan seperti ‘kanda,’ ‘adinda,’ ‘tuan hamba,’ dan sebagainya.

5. Pemakaian Pantun dan SyairPantun dan syair sering menjadi bagian integral dalam hikayat, baik sebagai pembuka, penutup, atau sebagai bagian dari isi cerita. Bentuk ini digunakan untuk menambah keindahan estetika cerita dan juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral secara lebih halus dan artistik.

6. Narator yang Maha TahuDalam hikayat, narator sering kali berperan sebagai orang ketiga yang serba tahu. Narator ini menggambarkan apa yang terjadi, perasaan tokoh-tokoh dalam cerita, dan bahkan memberikan panduan moral kepada pembaca. Ini memberikan hikayat kesan seolah-olah dituturkan oleh seseorang yang memahami semua sudut pandang cerita.

Hikayat merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah Melayu.

Dengan karakteristik yang khas dan penggunaan bahasa klasik, hikayat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan moral dan kebudayaan.

0 Komentar