Ingin Menjadi Warga Jerman Harus Mengakui Israel Sebagai Negara?Simak Penjelasannya

Ingin Menjadi Warga Jerman Harus Mengakui Israel Sebagai Negara?Simak Penjelasannya
Foto: pinterest/RAKCER.ID
0 Komentar

Jakarta, Rakcer.id – Pemerintah Jerman telah menetapkan aturan baru dalam proses pemberian kewarganegaraan, di mana pengakuan terhadap Israel menjadi salah satu syarat utamanya.

 Langkah ini menandakan pembaharuan dalam undang-undang kewarganegaraan yang selama ini dikenal ketat, sekaligus menunjukkan komitmen negeri ini dalam mempermudah warga negara ganda.

Nancy Faeser, Menteri Dalam Negeri Jerman, menyatakan bahwa aturan ini bertujuan untuk mempercepat proses pemberian status kewarganegaraan kepada mereka yang memiliki nilai-nilai serupa dengan Jerman.

Baca Juga:Jokowi Menjenguk Prabowo Setelah Operasi Kaki, Inilah Kondisi Saat IniKasus Nirina Zubir Mengajarkan Cara Mengamankan Properti dari Ancaman Mafia Tanah

Namun, dengan garis merah yang jelas, Jerman menegaskan bahwa tidak semua orang dapat memperoleh paspornya. Khususnya bagi mereka yang tidak mengakui nilai-nilai dasar yang dijunjung negara, seperti pengakuan terhadap keberadaan Israel.

Keputusan ini muncul pada latar belakang meningkatnya sentimen anti-Israel pascagenosida di Gaza Oktober 2023, situasi yang membuat Jerman secara aktif menindaklanjuti setiap tindakan atau pernyataan anti-Semit sebagai kejahatan.

Pandangan ini juga diaminkan dalam revisi UU kewarganegaraan yang menekankan pengetahuan tentang Yudaisme, kehidupan Yahudi di Jerman, serta pengakuan terhadap hak Israel untuk eksis.

Reformasi UU kewarganegaraan ini juga menyertakan pertanyaan-pertanyaan baru dalam tes kewarganegaraan, mencakup aspek seperti antisemitisme, hak hidup Israel, sejarah Yahudi, serta kontribusi Jerman terhadap Yudaisme yang tak lepas dari sejarah kelam Holocaust.

Informasi dari surat kabar mingguan Jerman, Spiegel, bahkan menyebutkan bahwa calon warga negara akan ditanya mengenai berdirinya Israel dan kewajiban moral Jerman terhadap negara tersebut.

Pertanyaan akan juga menyinggung tentang hukum atas Holocaust dan syarat keanggotaan bagi orang Yahudi.

Langkah ini mencerminkan upaya Jerman untuk kontinyu memperbaiki kesalahan masa lalu terhadap orang Yahudi, meskipun masih ada perdebatan mengenai dukungan teguh Berlin terhadap Israel, terutama dengan situasi konflik di Gaza yang juga menyita perhatian internasional.

Baca Juga:Menurut Kamu Kecerdasan Anak Lebih Dominan dari Ibu atau Ayah, Ini PenjelasanyaGara-Gara Mie Instan Gunung Hallasan di Korea Selatan Terancam Rusak Keindahannya!

Pemerintah Jerman menegaskan dukungan dan persenjataan kepada Israel, meskipun dampak dari konflik Gaza telah mengakibatkan peningkatan tajam tindakan kekerasan rasial dan anti-Semit, menegaskan kembali pandangan Jerman atas gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) sebagai ekstremis.

Keputusan ini menunjukkan sebuah langkah politik yang kompleks dan penuh pertimbangan dalam labirin hubungan internasional saat ini.

0 Komentar