Upacara ini mirip dengan upacara pemakaman, yaitu tulang-tulang orang yang meninggal digerakkan dengan menggunakan sumpit.
Alhasil, jika ingin menyajikan makanan kepada orang lain, Anda harus menaruhnya di piring mereka atau menggunakan peralatan makan lain yang bersih. Adat ini juga menunjukkan betapa dalamnya makna simbolik yang tertanam dalam masyarakat Jepang.
5. Datang Makan Tepat Waktu adalah Penghinaan di Tanzania
Di Tanzania, datang tepat waktu untuk makan malam dianggap tidak ramah dan tidak menghormati tuan rumah. Jadi, pengunjung diharapkan datang terlambat 15-30 menit untuk menunjukkan bahwa mereka tidak terburu-buru dan menghargai waktu tuan rumah.
Baca Juga:Tak Hanya Diadakan di Paris, Ini 5 Fakta Menarik Olimpiade Paris 2024Jangan Campur 3 Buah Ini dengan Susu
Datang tepat waktu menjadi gejala ketidaknyamanan atau ketidakramahan, seolah-olah pengunjung ingin menyelesaikan makan malamnya secepatnya.
Ini juga merupakan bagian dari budaya Tanzania, yang menghargai keramahan dan kemudahan dalam acara sosial.
6. Tidak Boleh Makan Pakai Tangan di Chili
Berbeda sekali dengan adat istiadat di Indonesia yang percaya bahwa makan dengan tangan lebih nikmat, masyarakat Chile menganggap hal ini tidak sopan dan tidak sehat. Faktanya, anak-anak rupanya menolak makan burger atau kentang goreng dengan tangan.
Segala jenis makanan harus disajikan dengan peralatan perak, seperti garpu dan pisau. Perilaku ini dikatakan menunjukkan sopan santun dengan tetap memperhatikan kebersihan.