Diduga Adanya Pembullyan, Mahasiswi Undip Meninggal di Indekosnya

Diduga Adanya Pembullyan, Mahasiswi Undip Meninggal di Indekosnya
Ilustrasi orang bunuh diri. FOTO: pinterest/RAKCER.ID
0 Komentar

SEMARANG, RAKCER.ID – Seorang mahasiswi program spesialis kedokteran di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, ditemukan tewas di indekosnya.

Diduga, mahasiswi Undip meninggal itu terkait dengan kasus bunuh diri akibat perundungan yang dialaminya. Jasad mahasiswi tersebut ditemukan oleh polisi pada Senin (12/8) sekitar pukul 23.00 WIB.

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa korban meninggalkan sebuah buku harian yang mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya selama menjalani kuliah kedokteran.

Baca Juga:Strategi dalam Lomba Menghias Tumpeng Juara 1 agar Bisa Menjadi Seni Kuliner MembanggakanMenyatukan Seni dengan Semangat Kemerdekaan Lewat Lomba Kaligrafi 17 Agustus 2024

Kasus mahasiswi Undip meninggal ini mendapat perhatian khusus dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang menyatakan bahwa langkah-langkah penyelidikan akan diambil sebagai respons terhadap peristiwa ini.

Dalam penemuan tersebut, polisi menemukan mahasiswi itu dalam posisi miring seperti saat tidur di kamar indekosnya dengan wajah yang lebam kebiruan. Polisi menduga bahwa korban menyuntikkan obat penenang yang menyebabkan kematiannya.

“Obat tersebut adalah pelemas otot. Saya tidak dapat menjelaskan lebih lanjut karena hal ini merupakan ranah dokter, tetapi seharusnya obat tersebut diberikan melalui infus,” ujar Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono pada Rabu (14/8).

Selain itu, polisi menemukan buku catatan harian di indekos mahasiswi yang berisi cerita tentang masa sulit selama kuliah kedokteran serta masalah dengan seniornya.

Ibunya juga mengonfirmasi bahwa mahasiswi tersebut pernah mengungkapkan keinginannya untuk mengundurkan diri karena tidak tahan dengan tekanan.

Rektor Undip yakni Suharnomo, membantah adanya perundungan di kampusnya dan menegaskan bahwa dugaan perundungan terhadap peserta PPDS yang bernama ARL tidak benar.

“Hasil investigasi internal kami menunjukkan bahwa tuduhan perundungan tersebut tidak terbukti,” ujar Suharnomo dalam surat edaran Nomor: 647/UN7.A/TU/VIII/2024 yang dikeluarkan pada 15 Agustus 2024.

Baca Juga:Lomba Mewarnai Tema Kemerdekaan yang Bisa Menumbuhkan Kreativitas dan Semangat NasionalismeHadiah Lomba 17 Agustus yang Memeriahkan Perayaan Kemerdekaan Dijamin Warga Senang!

Menanggapi insiden mahasiswi Undip meninggal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan keprihatinannya dan melaporkan bahwa banyak peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang mengalami gangguan mental akibat perundungan dari senior mereka.

Sebagai tindakan tegas, Kemenkes memutuskan untuk menutup sementara program studi anestesi di Undip hingga investigasi dan perbaikan dilakukan.

“Sehubungan dengan dugaan perundungan yang menyebabkan bunuh diri salah satu peserta didik di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro, kami memutuskan untuk menghentikan sementara program studi tersebut di RSUP Dr. Kariadi hingga investigasi dan tindakan perbaikan yang memadai dilakukan,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya dalam suratnya.

0 Komentar