JAKARTA, RAKCER.ID – Di tengah hiruk-pikuk protes terhadap RUU Pilkada, nama Mulyono menjadi trending topic di Twitter atau X pada Kamis (22/8/2024). Hingga pukul 18.50, lebih dari 200.000 pengguna mencuitkan nama Mulyono di platform tersebut. Ternyata, Mulyono nama Jokowi pada saat dirinya masih kecil.
Bagaimana nama Mulyono trending di X atau twitter dan berubah menjadi Jokowi atau Presiden Joko Widodo? simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Asal Usul Nama Mulyono yang Trending di Twitter
Presiden Joko Widodo lahir di Solo pada 21 Juni 1961, sebagai anak dari pasangan Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi. Sebagai anak sulung dan satu-satunya putra dari empat bersaudara, Jokowi memiliki tiga adik perempuan yakni Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.
Baca Juga:Hasil dan Susunan Pemain yang Bermain di Pertandingan Al Nassr vs Al RaedMahasiswa Cirebon Demo di Depan Gedung DPRD dan Desak DPR Taati Putusan MK 60 dan 70
Saat lahir, nama Mulyono nama Jokowi dahulu, namun kemudian namanya diganti menjadi Joko Widodo. Dalam sebuah wawancara, Jokowi menjelaskan bahwa nama Mulyono adalah nama jokowi yang berarti “mulia,” dianggap tidak cocok karena ia sering sakit waktu kecil.
Nama Joko Widodo, yang berarti “anak lelaki yang selamat dan sejahtera,” kemudian dipilih untuk menggantikan nama tersebut.
Perjalanan Mulyono
Jokowi dibesarkan dalam keluarga sederhana. Sejak kelahirannya, keluarganya tinggal di rumah kontrakan di bantaran Kali Anyar, Kampung Cinderejo Lor, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, hanya sekitar 20 meter dari kali tersebut.
Selama 12 tahun, Jokowi kecil dan orang tuanya menetap di daerah itu, di mana ayahnya bekerja menjual kayu dan bambu di tepi kali. Karena kondisi ekonomi, ayah Jokowi sering kali harus berpindah dari satu rumah sewa ke rumah sewa lainnya, dan tempat tinggal mereka di bantaran Kali Anyar sempat terkena penggusuran oleh Pemerintah Kota Solo.
Mereka kemudian tinggal bersama kerabat ayahnya di Gondang. Mulyono nama Jokowi menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 112 Tirtoyoso, Solo, dan lulus pada 1973. Ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surakarta dan lulus pada 1976, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 6 Surakarta dan lulus pada 1980.
Setelah itu, Jokowi melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jurusan teknologi kayu, bidang yang sangat dekat dengan minatnya sejak kecil. Ia lulus dari UGM pada 1985 dengan skripsi yang berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta.”