Jakarta, Rakcer.id – Telegram, aplikasi perpesanan yang sering dianggap sebagai pesaing WhatsApp, kini semakin mendapatkan daya tarik di kalangan pengguna dengan jumlah pengguna aktifnya hampir mencapai angka signifikan yaitu lebih dari 950 juta pada Juli 2024.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Pendiri Telegram, Pavel Durov, yang berambisi untuk mencapai angka 1 miliar pengguna aktif dalam waktu dekat.
Durov mengumumkan melalui saluran Telegram-nya bahwa platform ini tidak hanya akan terus berkembang dalam layanan pesan singkat
Baca Juga:KPK Tegaskan Pentingnya Laporan Harta Kekayaan bagi 7 Ribu Caleg Terpilih Pemilu 2024Anak Muda di JOGJA Lebih Memilih Menunda Pernikahan, Berikut Alasannya
tetapi juga berencana untuk amplifikasi fungsionalitas dengan meluncurkan toko aplikasi sendiri serta browser yang mendukung halaman web3 pada bulan ini.
Pada Maret 2024, Durov melaporkan bahwa jumlah pengguna Telegram telah melewati 900 juta dan mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Financial Times bahwa perusahaannya berada di jalur untuk profitabilitas pada tahun berikutnya, mengutip sumber dari TechCrunch.
Ambisi Telegram memasukkan teknologi web3 ke dalam ekosistem platformnya telah tampaknya mendapatkan angin segar.
Setelah gagal dalam penawaran koin perdana (initial coin offering, ICO) pada tahun 2018, Telegram kini lebih fokus pada pendukung mata uang kripto dan teknologi blockchain.
Di bulan Desember 2022, Telegram mulai melakukan lelang nama pengguna dengan menggunakan blockchain TON, sebagai langkah awal integrasi dengan teknologi blockchain.
Sejak itu, Telegram terus menunjang pengembang pada pembuatan aplikasi mini dan game yang menggunakan cryptocurrency dalam transaksi.
Pada tahun 2023, Telegram mengambil langkah maju dengan berbagi pendapatan iklan serta memperkenalkan Toncoin, token pada blockchain TON, sebagai model insentif untuk pemilik saluran.
Baca Juga:Timnas Indonesia Ukir Prestasi di Panggung Dunia dengan Kenaikan Ranking FIFA7 Tempat Wisata Magetan Terbaru 2024 Memikat Hati Pengunjung
Selain itu, fitur konversi baru-baru ini pada awal bulan memungkinkan pemilik saluran untuk mengubah bintang mereka menjadi Toncoin, yang kemudian bisa digunakan untuk membeli iklan dengan diskon atau diperdagangkan seperti mata uang kripto secara umum.
Namun, Telegram juga menghadapi tantangan dengan meningkatnya scam yang ditujukan pada pengguna dalam upaya pencurian Toncoin.
Laporan dari Kaspersky menyebutkan bahwa sejak November 2023, berbagai skema penipuan dilancarkan untuk melakukannya.
Untuk mengatasi ini, Durov mencatat bahwa perusahaan sedang mengambil langkah untuk mengurangi penipuan dengan memperkenalkan indikator waktu pendaftaran dan negara asal pada akun publikmirip Instagram, serta memberi kemampuan bagi organisasi untuk memanfaatkan aplikasi mini mereka untuk penerbitan label saluran.