CIREBON, RAKCER.ID –Dalam beberapa tahun terakhir, bootcamp IT telah menjadi pilihan populer bagi banyak orang yang ingin beralih karier ke bidang teknologi.
Dengan janji pelatihan intensif yang dapat membawa seseorang dari nol menjadi seorang profesional dalam waktu singkat, banyak yang tergoda untuk mengambil langkah berani ini.
Namun, di balik semua janji manis tersebut, terdapat sisi gelap yang sering kali terabaikan.
Baca Juga:Memahami Jenis-jenis Kendaraan Hybrid Dari Mild hingga Plug-InCari Tahu Yuk! Mengapa Pejabat dan PNS di China Dilarang Pakai iPhone Saat di Kantor?
Artikel ini akan membahas tantangan yang mungkin dihadapi oleh mereka yang memutuskan untuk mengikuti bootcamp IT
dan mengeksplorasi apakah ini adalah langkah berani atau justru langkah yang bisa membuat mereka tersesat.
Bootcamp IT sering kali menawarkan program pelatihan yang komprehensif dalam waktu singkat—biasanya antara tiga hingga enam bulan.
Peserta dapat belajar berbagai keterampilan seperti pengembangan web, data science, dan keamanan siber.
Banyak bootcamp menjanjikan bantuan dalam penempatan kerja, yang semakin menarik perhatian bagi mereka yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan di industri yang berkembang pesat ini.
Janji-janji tersebut menciptakan harapan yang tinggi bagi peserta.
Namun, kenyataan tidak selalu seindah harapan. Salah satu sisi gelap yang sering dihadapi peserta bootcamp adalah kurangnya dukungan setelah menyelesaikan program.
Meskipun banyak bootcamp menawarkan bimbingan karier, dukungan ini sering kali tidak cukup untuk membantu peserta mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Baca Juga:10 Kebiasaan untuk Memperpanjang Umur Baterai Laptop agar Lebih AwetBebas Plagiarisme, 7 Rekomendasi Situs Plagiarisme yang Tak Boleh Dilewatkan
Banyak alumni melaporkan bahwa mereka masih kesulitan dalam menemukan posisi yang relevan, meskipun mereka telah menyelesaikan program dengan baik.
Selain itu, intensitas program bootcamp bisa menjadi tekanan tersendiri. Banyak peserta yang merasa terjebak dalam ritme belajar yang cepat, yang membuat mereka merasa tertekan dan kehabisan energi.
Hal ini sering kali menyebabkan kebingungan dan rasa frustrasi, terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang teknis.
Dalam proses belajar yang singkat, beberapa peserta mungkin merasa tidak mendapatkan pemahaman yang cukup mendalam tentang konsep yang diajarkan, sehingga mereka tidak siap untuk tantangan di dunia nyata.
Biaya untuk mengikuti bootcamp IT juga menjadi pertimbangan penting.
Meskipun biaya bervariasi, banyak bootcamp mengenakan biaya yang cukup tinggi, sering kali mencapai puluhan juta rupiah.