CIREBON, RAKCER.ID – Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Minggu, 6 Oktober 2024, dilaporkan tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan data yang dirilis melalui situs logammulia.com, harga emas tetap stagnan di angka Rp1,482 juta per gram.
Selain itu, harga buyback yang merupakan harga yang ditetapkan Antam untuk pembelian kembali emas yang dijual ke Butik Logam Mulia, juga tidak mengalami perubahan. Harga buyback emas Antam per hari ini masih berada di angka Rp1,319 juta per gram.
Baca Juga:Launching dan Bincang Buku Perempuan Penggerak Perdamaian, Membangun Toleransi Lewat Aksi Nyata!Ingin Liburan Hemat? Cek Tanggal Merah Tahun 2025 untuk Liburan Terbaikmu
Harga Emas Antam Terbaru 6 Oktober 2024
Harga emas batangan Antam untuk berbagai ukuran lainnya juga tercatat stabil pada hari ini. Berikut adalah rincian harga emas Antam berdasarkan ukuran yang tersedia untuk emas
0,5 gram, harganya Rp791 ribu;
1 gram, Rp1,482 juta;
2 gram, Rp2,904 juta;
3 gram, Rp4,331 juta;
5 gram, Rp7,185 juta;
10 gram, Rp14,315 juta;
25 gram, Rp35,662 juta;
50 gram, Rp71,245 juta;
100 gram, Rp142,412 juta;
250 gram, Rp355,765 juta;
500 gram, Rp711,32 juta; dan
1.000 gram sebesar Rp1,42 miliar.
Harga-harga tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 yang berlaku atas pembelian emas batangan. Bagi pembeli yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tarif PPh 22 yang dikenakan sebesar 0,45 persen. Namun, bagi yang tidak menyertakan NPWP, potongan pajak lebih tinggi, yaitu sebesar 0,9 persen.
Dalam konteks investasi, emas fisik dikenal sebagai salah satu instrumen dengan risiko rendah. Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, emas fisik termasuk instrumen investasi yang memiliki risiko lebih rendah dibandingkan investasi lainnya, seperti saham atau reksa dana. Hal ini karena nilai emas cenderung stabil dan lebih tinggi dibandingkan bunga bank.
Namun, emas juga memiliki risiko tertentu, terutama risiko kehilangan atau pencurian, mengingat emas sangat mudah dibawa dan dipindahkan.
“Risiko rendah karena pertumbuhan nilainya lebih tinggi dibanding bunga bank, meskipun fluktuatif dan cukup likuid. Tapi, ada risiko tinggi dari segi keamanan, karena emas bisa hilang atau dicuri. Meskipun praktis, risiko ini perlu dipertimbangkan,” ungkap Andy.
Dia juga menambahkan bahwa masyarakat perlu memahami bahwa instrumen investasi berisiko rendah biasanya memberikan imbal hasil yang juga rendah. Sebaliknya, jika seseorang mencari imbal hasil yang lebih besar, mereka harus siap menghadapi risiko yang lebih tinggi, atau dengan kata lain, prinsip high risk, high return berlaku.