Untuk menghitung keuntungan dari investasi emas, caranya adalah dengan melihat selisih antara harga beli dan harga jual. Sebagai contoh, jika seseorang membeli emas Antam seharga Rp1,021 juta per gram dan menjualnya kembali dengan harga Rp917 ribu per gram, maka terdapat selisih Rp104 ribu.
Artinya, untuk mendapatkan keuntungan, seseorang harus menunggu sampai harga jual melebihi harga beli. Hal ini menjadikan emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang, di mana selisih harga dari waktu ke waktu dapat memberikan keuntungan yang lebih signifikan.
Sebagai instrumen investasi jangka panjang, emas dinilai cukup stabil dan likuid. Namun, penting bagi investor untuk mempertimbangkan risiko keamanan fisik emas, seperti pencurian, serta potensi fluktuasi harga dalam jangka pendek.