Menelusuri Sejarah dan Filosofi Batik Lurik, Kain Tradisional dari Yogyakarta

Menelusuri Sejarah dan Filosofi Batik Lurik, Kain Tradisional dari Yogyakarta
Filosofi batik lurik Yogyakarta. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Apakah kamu pernah mendengar tentang batik lurik?

Jika belum, artikel ini akan membawamu mengenal lebih dalam kain tradisional yang khas dari Jawa Tengah, terutama Yogyakarta dan Solo.

Saat ini, batik lurik tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga mulai diminati di luar negeri.

Ciri khas batik lurik terletak pada motif garis-garisnya yang sederhana namun elegan.

Baca Juga:Trick or Treat! Asal Usul dan Tradisi Unik di Balik Perayaan HalloweenHalloween di Kantor? Coba 8 Dekorasi Kreatif Ini untuk Pesta yang Menegangkan!

Garis-garis ini menyimpan filosofi mendalam bagi masyarakat Jawa, melambangkan kesederhanaan, kekuatan, dan perlindungan. Setiap garis pada batik lurik seolah menceritakan tentang kehidupan yang tenang namun penuh makna.

Nama “lurik” berasal dari bahasa Jawa Kuno “lorek,” yang berarti garis atau lajur. Desainnya yang simpel membawa makna yang mendalam, menjadikan batik lurik bukan sekadar kain, tetapi juga pembawa pesan nilai-nilai budaya.

Terdapat tiga motif dasar dalam batik lurik, masing-masing dengan filosofi unik. Motif lajuran, yang berupa garis panjang, melambangkan keteguhan dan kesinambungan.

Motif pakan malang dengan garis lebar menyiratkan harapan hidup yang selalu diberkahi. Terakhir, motif cacahan, dengan corak kotak-kotak kecil, menggambarkan keseimbangan dan kesederhanaan.

Sejarah batik lurik cukup panjang, diperkirakan sudah ada sejak 3.000 tahun yang lalu. Awalnya, kain ini digunakan dalam upacara adat dan sebagai selendang.

Seiring waktu, batik lurik bertransformasi menjadi pakaian sehari-hari. Pria sering memakainya dalam bentuk beskap, sementara wanita menggunakan kain ini sebagai jarik.

Namun, popularitas batik lurik mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Banyak perusahaan tenun lurik tradisional yang tutup karena permintaan yang menurun.

Baca Juga:Kulit Bayi yang Tipis dan Halus? Berikut 5 Cara Perawatannya agar Tetap SehatKonspirasi dan Aksi Balas Dendam, 7 Rekomendasi Drama Korea Detektif yang Wajib Masuk Watchlist

Untungnya, kain lurik kini kembali bersinar dalam dunia fashion modern. Banyak desainer yang mulai menggabungkan motif lurik ke dalam busana kontemporer, membuatnya tetap relevan. Selain itu, kain ini juga sering digunakan dalam dekorasi interior yang menambah sentuhan etnik.

Proses pembuatan batik lurik meski terlihat simpel, memerlukan keahlian dan ketelatenan yang tinggi. Meskipun alat tenun yang digunakan sudah modern, tahapan pembuatan tetap memerlukan perhatian khusus. Benang harus melalui proses pencelupan warna, baik menggunakan bahan alami maupun sintetis.

0 Komentar