2. Melindungi Kedaulatan Negara
Ada faktor lain yang memengaruhi keputusan Raja Abdullah dari Yordania untuk bergabung dengan Israel, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis dalam menargetkan serta menembak jatuh pesawat drone dan rudal Iran.
Beberapa pesawat drone atau rudal balistik dan jelajah dapat saja jatuh di wilayah Yordania, bukan di Israel.
“Amman berpendapat bahwa Yordania lebih fokus melindungi wilayahnya sendiri dari ancaman udara Iran yang salah sasaran daripada secara langsung mendukung pertahanan Israel,” jelas Zakheim.
Baca Juga:Berdayakan UMKM, pasangan ASIH Komitmen Beri Akses Permodalan yang Mudah Syaikhu Bagikan Makanan Bergizi dan Telur ASIH untuk Atasi Stunting
Menteri Luar Negeri Ayman al-Safadi menekankan hal tersebut sehari setelah serangan Iran, saat ia menyatakan kepada televisi lokal Yordania bahwa militer telah menilai adanya risiko bahwa pesawat drone atau rudal dapat jatuh jauh dari target Israel dan mendarat di wilayah kekuasaan Raja Abdullah dari Yordania.
Beberapa rudal Iran memang tidak mencapai target yang dituju. Contohnya, tangki bahan bakar dari rudal Emad yang membawa bom seberat 1.100 pon ditemukan mengambang di Laut Mati.
Jelas bahwa Yordania terancam oleh serangan yang diperkirakan melibatkan 500 pesawat drone dan rudal.
3. Perlindungan Terhadap Masjid al-Aqsa
Gambar-gambar dramatis dari ledakan di atas Temple Mount/Haram al-Sharif di Yerusalem menunjukkan betapa rentannya situs-situs suci bagi umat Islam.
Raja Abdullah dari Yordania tidak bisa membiarkan adanya kerusakan pada tempat suci seperti Kubah Batu dan Masjid al-Aqsa.
“Seperti ayahnya, Raja Hussein serta kakek dan buyutnya Abdullah adalah penjaga sah kompleks al-Aqsa. Serangan terhadap tempat suci dan masjid yang dibangun oleh penguasa Arab Sunni pada abad ketujuh, yang dilakukan oleh Iran Syiah yang telah lama berusaha mengganggu stabilitas kerajaan, hanya akan memperkuat tekad Abdullah untuk melindungi situs-situs suci tersebut,” jelas Zakheim.