Ingin Tahu Tanpa Terlihat? Inilah Daya Tarik 'Lurking' di Media Sosial

Ingin Tahu Tanpa Terlihat? Inilah Daya Tarik \'Lurking\' di Media Sosial
Aktivitas Lurking media sosial. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Di era digital, aktivitas “lurking” mengintip postingan atau timeline orang lain tanpa berinteraksi sudah menjadi kebiasaan umum bagi banyak pengguna media sosial.

Walaupun hanya sekadar melihat-lihat tanpa meninggalkan jejak seperti komentar atau “like,” nyatanya banyak orang yang bisa berlama-lama melakukannya. Lalu, apa yang membuat “lurking” ini sulit dihindari?

Berikut lima alasan utama yang mendorong kebiasaan ini terus berlanjut.

1. Rasa Penasaran yang Terus Membara

Rasa ingin tahu adalah alasan utama kenapa banyak orang sulit berhenti “lurking.” Media sosial memberi akses untuk mengikuti kehidupan teman lama, selebriti, bahkan orang yang tidak kita kenal. Dalam sekejap, kita dapat menemukan diri kita terperangkap di timeline, berusaha mengikuti update terkini.

Baca Juga:Hanya Rp 4.000 Saja! Yuk, Cicipi Kuliner Khas dan Destinasi Wisata Seru di PurwakartaTren Pariwisata Kesempatan Terakhir, Melihat Lokasi Terancam Punah Sebelum Hilang

Algoritma media sosial yang cerdas menampilkan konten yang disesuaikan dengan minat kita, membuat kita semakin sulit untuk melepaskan diri. Alhasil, meskipun tak ada niat berinteraksi, kita tetap merasa nyaman scrolling tanpa henti.

2. Takut Tertinggal Informasi Terbaru atau FOMO

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan kabar terbaru juga menjadi alasan mengapa “lurking” sulit dihentikan. Rasa takut ini muncul saat kita merasa perlu mengikuti informasi terkini, tren, atau kabar dari lingkaran pertemanan, meskipun tanpa keterlibatan aktif. Meskipun tidak ada yang penting, kita tetap terdorong untuk terus mengamati apa yang terjadi. Ini membuat kita tetap terhubung secara pasif, memastikan kita tidak “ketinggalan” informasi apa pun yang mungkin relevan.

3. Privasi yang Terjaga

“Lurking” memberikan keuntungan berupa privasi, di mana kita bisa tahu banyak hal tanpa harus memberikan jejak digital. Banyak orang merasa nyaman dengan peran sebagai pengamat daripada harus aktif dengan “like,” komentar, atau respons lainnya. Ini membuat mereka merasa aman karena bisa tetap mengetahui kabar tanpa orang lain tahu bahwa mereka melihatnya. Bagi sebagian orang, ini adalah cara menjaga privasi di dunia maya sambil tetap mengikuti perkembangan informasi.

4. Algoritma yang Dirancang untuk Menarik Perhatian

Algoritma media sosial bekerja keras menampilkan konten yang sesuai dengan minat kita, membuat kita tetap tertarik dan enggan untuk berhenti. Setiap konten yang muncul dirancang agar menarik perhatian, baik itu konten yang disesuaikan dengan preferensi maupun aktivitas terbaru dari teman. Jadi, meskipun berniat membuka aplikasi hanya sebentar, kita sering kali akhirnya “terperangkap” dan menghabiskan waktu berjam-jam tanpa sadar.

0 Komentar