Sejarah Singkat Asal Usul Pulau Sabang, Titik Nol Kilometernya RI

Sejarah Singkat Asal Usul Pulau Sabang, Titik Nol Kilometernya RI
Titik Nol Kilometer Indonesia berada di Pulau Sabang. FOTO: ISTIMEWA/RAKCER.ID
0 Komentar

SABANG, RAKCER.ID – Menurut mitologi sejarah, pulau Weh, yang juga dikenal sebagai pulau W atau pulau Sabang, merupakan bagian dari kepulauan terkecil di ujung barat Indonesia, yang menjadi titik awal perhitungan Nol Kilometer NKRI.

Menurut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, terdapat legenda di masyarakat Sabang yang menyebutkan bahwa pulau Sabang dulunya menyatu dengan daratan Banda Aceh, tepatnya di Ulee Lheue.

Namun, gempa bumi dan letusan gunung yang terjadi ribuan tahun lalu memisahkan daratan itu, melahirkan pulau-pulau baru, termasuk Pulau Weh, Pulau Rondo, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Klah.

Baca Juga:Cara Galbay Pinjol untuk Mengatasi Utang Pinjaman OnlineIni Dia 3 Bahayanya Galbay Pinjol Ilegal, No. 2 Paling Bahaya!

Nama Pulau Weh berasal dari bahasa Aceh, “weh,” yang berarti ‘pindah’ atau ‘terlepas.’ Ulee Lheue sendiri berasal dari “Ulee Lheueh,” yang berarti ‘terpisah.’

Beberapa orang juga menyebut Pulau Sabang sebagai Pulau We, karena bentuknya menyerupai huruf “W.”

Menurut Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, terdapat cerita mitologis mengenai asal-usul Pulau Weh atau Pulau Sabang dan Kota Sabang, yang melibatkan perseteruan antara Raja Alam dan Raja Daru.

Raja Daru berambisi menguasai wilayah Raja Alam yang makmur, namun terhalang oleh naga sakti peliharaan Raja Alam, yang bernama Sabang.

Dalam upaya mengalahkan naga tersebut, Raja Daru meminta bantuan dua raksasa, Seulawah Agam dan Seulawah Inong.

Naga Sabang, menyadari kekuatan mereka, memperingatkan Raja Alam bahwa ia akan kalah dan bahwa pertempuran akan menyebabkan sungai yang memisahkan kedua wilayah menyatu.

Ia juga memperingatkan tentang gelombang besar yang akan menghantam daratan setelah air laut surut.

Baca Juga:Aktor Korea Ji Chang Wook Sabet Penghargaan dari KBRI SeoulPemerintah Kota Cirebon Janji Bakal Kooperatif Terkait Kasus Gedung Sekretariat Daerah

Akhirnya, naga Sabang kalah, dan kepalanya dipotong oleh Seulawah Agam, yang kemudian dibuang ke lokasi yang kini dikenal sebagai Ulee Lheue.

Sementara itu, tubuh naga Sabang dilempar jauh ke laut oleh Seulawah Inong, yang kemudian menjadi cikal bakal Pulau Weh.

Nama pulau ini pun diambil dari kata “weh,” yang mencerminkan pemisahan antara kepala dan tubuh naga Sabang yang terputus.

0 Komentar