Ajag memiliki lolongan keras dan jelas. Biasanya hidup berkelompok dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya.
Dalam kondisi tertentu, ia dapat hidup soliter [sendiri]. Jenis ini merupakan pemburu yang menyukai kelinci, kancil, babi hutan, kijang, dan rusa.
Ciri yang paling jelas dari hewan ini adalah terdapat pada warna bulunya yang mencolok yakni merah sedikit cerah.
Baca Juga:Ikan Laut Dalam yang Sangat Mengerikan,5 Fakta Ikan Teleskop Bisa Menjadi Ide Bisnis yang Sangat Menguntungkan Sekali, 6 Jenis Ikan Konsumsi Biasa Dibudidayakan
Secara umum, bulunya sedikit tebal di bagian bawahnya, dengan kombinasi bulu gelap kasar serta berwarna hitam di bagian ekornya.
Kemudian, Ajag juga memiliki moncong yang berwarna putih dengan hidung yang berwarna hitam pekat.
Habitat Alami dari Ajag
Anjing kampung dan yang lainnya yang biasa dijadikan peliharaan di Indonesia, sebenarnya merupakan anjing impor yang berasal dari daerah lain.
Ajag berperawakan sedang, berwarna cokelat kemerahan. Di bagian bawah dagu, leher, hingga ujung perut berwarna putih, sedangkan ekornya tebal kehitaman.
Ajag biasa hidup bergerombol dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya. Namun, pada keadaan tertentu, ajak dapat hidup soliter (menyendiri), seperti yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bromo (Pasuruan).
Nah Itu tadi adalah pembahasan mengenai ajag salah satu jenis anjing asli Indonesia yang sangat terancam punah semoga saja tidak punah begitu saja agar anak cucu kita bisa melihatnya langsung.(*)