CIREBON, RAKCER.ID – Perawatan kulit atau skincare adalah rangkaian langkah penting yang dibutuhkan agar kulit tetap sehat.
Mulai dari pembersih, pelembap, toner, serum, hingga berbagai produk lainnya, masing-masing memiliki kandungan yang beragam dan penggunaannya harus disesuaikan dengan jenis kulit.
Namun, pernahkah kamu melihat produk skincare berubah warna dan bau? Hal ini bisa disebabkan oleh oksidasi. Oksidasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan perubahan pada struktur kimia suatu zat dan umumnya menyebabkan perubahan fisik zat.
Baca Juga:Ingin Kulit Wajah Bebas Jerawat? Coba 6 Langkah Skincare Malam Ini!10 Cara Ampuh Memperbaiki Tekstur Kulit agar Tetap Sehat dan Lembut
Oksigen menjadi penyebab paling umum terjadinya oksidasi, karena oksigen cukup reaktif untuk mengoksidasi sebagian besar bahan skincare.
Bahan yang rentan teroksidasi biasanya harus disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya matahari dan ditutup rapat. Berikut ini beberapa bahan skincare yang mudah teroksidasi dan cara menjaga keefektifannya.
1. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat banyak digunakan dalam pembuatan skincare. Vitamin C bermanfaat dalam merangsang produksi kolagen, meningkatkan kekencangan kulit, dan menghidrasi kulit. Selain itu, penggunaan vitamin C secara konsisten juga terbukti membantu mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan pada kulit.
Namun, struktur kimia vitamin C memiliki ikatan yang tidak stabil dan rentan teroksidasi oleh udara, bahkan ketika dilarutkan dalam air atau pelarut polar. Jika teroksidasi, vitamin C akan membentuk asam dehidroasetat yang kemudian pecah dan terurai menjadi produk berwarna cokelat.
Hal ini membuat vitamin C tidak lagi efektif jika digunakan. Untuk mencegah oksidasi, pastikan produk skincare yang mengandung vitamin C disimpan dalam kemasan yang rapat dan terlindung dari sinar matahari.
2. Retinol
Retinol adalah bahan skincare yang sangat populer karena kemampuannya menetralisir radikal bebas di kulit dan mengurangi tanda-tanda penuaan seperti kerutan dan pori-pori besar. Biasanya, retinol digunakan 2 hingga 3 kali dalam seminggu.
Namun, retinol juga merupakan bahan yang mudah teroksidasi menjadi retinaldehida. Gugus -OH yang terletak di sebelah ikatan tak jenuh terkonjugasi membuat retinol lebih rentan terhadap oksidasi. Hasil oksidasi retinol, yang dikenal sebagai retinal, bersifat tidak stabil dan tidak memberikan manfaat pada kulit. Untuk mencegah oksidasi, simpan retinol dalam wadah yang gelap dan terlindung dari udara.