CIREBON, RAKCER.ID – Anak muda Cirebon mulai sadar potensi hasil lautnya. Selain untuk kebutuhan konsumsi, hasil laut Cirebon juga meninggalkan limbah yang belum terkelola dengan baik. Seperti cangkang kerang dan rajungan.
Maka tak heran jika cangkang-cangkang rajungan tak bertuan mudah ditemui di tepi jalan kawasan pesisir. Makin hari makin banyak dan meninggalkan persoalan, lantaran menyebabkan polusi udara serta merusak estetika.
Hal ini memantik prihatin Faiz Naufal. Milenial yang juga aktivitas lingkungan di Cirebon ini menggalang inisiasi mengolah cangkang rajungan jadi produk bernilai ekonomi. Dia mengajak sesama anak muda untuk turun ke nelayan mengenalkan metode pengolahan cangkang rajungan.
Baca Juga:Populix Rilis Data Ekspektasi Orangtua dan Biaya Masih Jadi Dua Tantangan Paling Umum Sebelum MenikahKadispora Kota Cirebon Siap Kena Sanksi usai DPRD Nilai Kerja Sama Stadion Bima Tak Prosedural
Saat ini, pendampingan pengolahan cangkang rajungan dilakukan di Desa Citemu, Kecamatan Mundu yang dikenal sebagai pengolah rajungan di pesisir Cirebon. Biasanya para nelayan hanya memanfaatkan daging atau rajungan utuh untuk dijual.
Kini, melalui metode pengolahan cangkang rajungan yang dikenalkan Faiz, limbah-limbah tersebut mulai berkurang. Pasalnya, nelayan dan anak-anak muda di desa setempat tertarik mengolah cangkang rajungan untuk berbagai keperluan.
Pada dasarnya, cangkang rajungan mengandung protein, kalsium, fosfor, kitin, dan serat kasar. Beberapa zat itu dibutuhkan tanaman. Maka cangkang rajungan dapat dijadikan pupuk organik yang baik bagi kesuburan dan kesehatan tanah.
“Bisa untuk berbagai tujuan. Yang paling utama itu untuk pupuk organik,” kata Faiz kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Caranya, cangkang rajungan dikeringkan. Kemudian digiling menjadi bubuk. Setelah itu bisa langsung diaplikasikan ke media tanam maupun diolah lagi menjadi campuran kompos. Bubuk cangkang rajungan membantu menstabilkan PH tanah.
Dikatakan Faiz, salah satu kendala nelayan membuang begitu saja cangkang rajungan lantaran minimnya pengetahuan dan alat-alat pengolahnya. Padahal dengan sedikit inovasi, masalah terselesaikan.
Untuk pengeringan, kata Faiz, bisa menggunakan sinar matahari maupun oven. Saat hujan, bisa disiasati dengan pemasangan atap fiber agar cangkang rajungan tetap kering meski hujan.
Baca Juga:Persoalan Kerjasama Sewa Stadion Bima Bakal Diaudit, Begini Kata BPKPD Kota CirebonImbas Inpres, Pemerintah Daerah Kota Cirebon Minta Musrenbang Tingkat Kota Cirebon Tidak di Hotel
Untuk penggilingan memang dibutuhkan mesin penepung. Alatnya pun bisa dibuat secara manual. “Kami bantu juga membuat prototipe alat-alat pengolahannya,” ucapnya.