Kontribusi Prof. Brian Yuliarto dalam Pengembangan Nanomaterial dan Biosensor di ITB

Kontribusi Prof. Brian Yuliarto
Kontribusi Prof. Brian Yuliarto dalam Pengembangan Nanomaterial dan Biosensor di ITB. Foto: Pinterest - RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON,AKCER.ID – Prof. Brian Yuliarto merupakan sosok penting dalam pengembangan nanomaterial dan biosensor di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dengan fokus pada inovasi, beliau telah mengembangkan berbagai biosensor, termasuk biosensor portabel untuk deteksi virus demam berdarah dan sensor gas berbasis nanomaterial.

Penelitian beliau juga mencakup biosensor berbasis material organik dan superkapasitor, yang berkontribusi pada kemajuan teknologi sensor dan energi.

Baca Juga:Peraih Habibie Prize 2024 untuk Inovasi Ilmu Rekayasa yang MenginspirasiBrian Yuliarto Dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

Simak Ulasan Lengkap Tentang Kontribusi Prof. Brian Yuliarto

Sebagai seorang akademisi, Brian telah menerbitkan banyak artikel ilmiah dan menerima penghargaan, termasuk Habibie Prize 2024, yang mengakui dedikasinya dalam bidang rekayasa nanomaterial.

Kontribusinya tidak hanya memperkuat posisi ITB di kancah internasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pengembangan teknologi kesehatan dan lingkungan di Indonesia. Profil Brian Yuliarto

Latar Belakang Pendidikan

Brian Yuliarto menyelesaikan pendidikan sarjana di ITB pada tahun 1999, kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di University of Tokyo, Jepang, pada tahun 2002 dan 2005.Jabatan dan Penghargaan

Saat ini, Brian menjabat sebagai Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri ITB dan baru-baru ini dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) pada 19 Februari 2025.

Ia juga menerima Habibie Prize 2024 dalam kategori Ilmu Rekayasa, yang mengakui kontribusinya dalam pengembangan teknologi berbasis nanomaterial.Kontribusi dalam Pengembangan Nanomaterial dan Biosensor

Penelitian Inovatif

Brian aktif dalam penelitian yang berfokus pada biosensor, termasuk:Biosensor Plasmonik Berbasis Mesoporos Emas untuk Deteksi Penyakit Menular.

Deteksi Covid-19 Berbasis Localized Surface Plasmon Resonance (LSPR) dengan Aptamer RNA.Pengembangan sensor gas berbasis metal oxide untuk deteksi gas berbahaya.Proyek Kolaborasi

Baca Juga:Hansi Flick Ungkap Alasan Barcelona Gagal Raih Poin Penuh Melawan GetafeMasalah Peraturan Finansial yang di Hadapi Barcelona

Ia terlibat dalam berbagai proyek kolaborasi dengan lembaga riset dan industri, termasuk program riset inovatif bersama BRIN untuk pengembangan biosensor dan biodivais dalam pengendalian penyakit tropis.

Publikasi dan Pengakuan

Brian telah menerbitkan lebih dari 329 artikel ilmiah yang terindeks Scopus dan diakui sebagai salah satu “World’s Top 2% Scientist” versi Stanford University pada tahun 2022.Dampak dan Inspirasi

Pengaruh Positif

Kontribusi Brian dalam pengembangan nanomaterial dan biosensor tidak hanya memperkuat posisi ITB di kancah internasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi teknologi kesehatan dan lingkungan di Indonesia.

0 Komentar