Iftar Ramadan: Lebih dari Sekadar Berbuka, Ini Makna Mendalam di Baliknya!

Iftar Ramadan: Lebih dari Sekadar Berbuka, Ini Makna Mendalam di Baliknya!
Makna Iftar Ramadan. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Iftar atau yang lebih dikenal sebagai berbuka puasa, adalah momen istimewa bagi umat Muslim selama bulan Ramadan. Kata “iftar” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “berbuka” atau “membuka.”

Dalam Islam, iftar menandai waktu ketika seseorang yang berpuasa akhirnya dapat makan dan minum kembali setelah seharian menahan diri sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, tepatnya saat azan Magrib berkumandang.

Tradisi berbuka puasa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah dengan mengonsumsi kurma dan air putih terlebih dahulu sebelum menikmati hidangan utama. Hal ini bukan tanpa alasan.

Baca Juga:Jangan Salah Langkah! 5 Cara Cerdas Membeli dan Menyimpan Emas Agar AmanHarga Emas Antam Hari Ini Meroket! Cek Daftar Harga Terbarunya di Pegadaian Februari 2025

Kurma memiliki kandungan gula alami yang dapat dengan cepat mengembalikan energi tubuh setelah seharian berpuasa.

Sementara itu, air putih membantu menghidrasi tubuh dengan baik. Setelah berbuka dengan kurma dan air, barulah umat Muslim dianjurkan untuk melanjutkan makan dengan makanan berat yang bergizi.

Setiap daerah memiliki tradisi dan menu khasnya masing-masing saat berbuka puasa. Di Indonesia, menu iftar yang paling populer meliputi kolak pisang, es kelapa muda, cendol, gorengan, dan aneka takjil lainnya.

Sementara di negara-negara Timur Tengah, hidangan berbuka sering kali mencakup sup lentil, samosa, dan roti pita dengan hummus. Perbedaan ini mencerminkan kekayaan budaya Islam yang tersebar di berbagai penjuru dunia.

Lebih dari sekadar mengakhiri puasa harian, iftar juga memiliki makna sosial yang mendalam. Momen ini sering dijadikan ajang berkumpul bersama keluarga, teman, dan komunitas untuk mempererat tali silaturahmi serta berbagi kebahagiaan.

Tak jarang, umat Muslim mengadakan acara buka puasa bersama di masjid atau tempat umum lainnya untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan persaudaraan.

Selain berbuka puasa bersama, menyediakan hidangan untuk orang lain yang berpuasa juga dianggap sebagai amal yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Baca Juga:Cek Daftar Harga Terbaru dan Tren Pergerakannya Per Februari 2025!Harga Emas Hari Ini di Jogja 27 Februari 2025, Anjlok atau Peluang Investasi?

Memberikan makanan iftar kepada sesama diyakini mendatangkan pahala yang besar dan menjadi bentuk kepedulian terhadap sesama.

Rasulullah SAW bahkan bersabda bahwa siapa pun yang memberi makan orang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sendiri.

0 Komentar