CIREBON, RAKCER.ID – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di wilayah ASEAN semakin pesat, khususnya dalam implementasi Generative AI.
Hal ini diungkapkan oleh Lenovo dalam peluncuran CIO Technology Playbook 2025 di Jakarta, yang menyoroti bagaimana AI mulai mengubah lanskap industri di berbagai sektor.
Budi Janto, General Manager Lenovo Indonesia, menyampaikan bahwa 43 persen organisasi di ASEAN, termasuk Indonesia, telah merasakan peningkatan produktivitas berkat AI.
Baca Juga:Mendorong Transformasi AI di Indonesia: Kunci Sukses Menurut MendiktisaintekTikTok dan Inovasi Feed STEM di Indonesia, Ruang Baru untuk Belajar Sains dan Teknologi
Lebih menarik lagi, sebanyak 12 persen organisasi telah menerapkan AI secara ekstensif, sementara 23 persen masih berada dalam tahap uji coba, dan 65 persen lainnya baru dalam tahap perencanaan.
Namun, adopsi AI bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh organisasi adalah kualitas data yang tidak memadai.
Isu ini menjadi faktor utama yang menyebabkan banyak proyek AI gagal mencapai hasil optimal.
Selain itu, integrasi AI dengan sistem yang sudah berjalan, keterbatasan pendanaan, serta sikap manajemen yang masih ragu-ragu terhadap teknologi ini juga menjadi hambatan besar.
Kunci Sukses Implementasi AI
Dalam risetnya, Lenovo dan IDC mengidentifikasi beberapa faktor kunci yang menentukan keberhasilan penerapan AI di ASEAN. Salah satunya adalah akses terhadap mitra dengan keahlian AI yang mumpuni.
Selain itu, organisasi yang memiliki pakar AI internal, sistem yang patuh terhadap regulasi data, serta data yang berkualitas tinggi memiliki peluang lebih besar untuk sukses dalam implementasi AI.
Investasi dalam AI pun terus meningkat di kawasan ASEAN. Diperkirakan pada tahun 2025, belanja organisasi untuk AI akan tumbuh hingga 2,7 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga:Viral! Ajakan untuk Mengumpulkan Anak Kelahiran 2006 di InstagramViral! Ajakan untuk Mengumpulkan Anak Kelahiran 2006 di Instagram
Sektor yang paling banyak merasakan dampak positif AI meliputi layanan pelanggan, operasi TI, rekayasa dan penelitian, pengembangan perangkat lunak, serta penjualan.
Shifting Tren: Dari Interpretive AI ke Generative AI
Saat ini, Interpretive AI mendominasi adopsi dengan porsi hingga 66 persen dalam 12 bulan terakhir. Teknologi ini membantu menyaring data dalam jumlah besar, menyederhanakan informasi, dan meningkatkan efisiensi alur kerja.
Namun, dalam setahun ke depan, Generative AI diproyeksikan akan mengambil porsi lebih besar, yakni 42 persen, sementara Interpretive AI turun menjadi 36 persen dan Predictive AI sekitar 21 persen.