Dengan semakin pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), kepemimpinan perempuan di berbagai sektor dituntut untuk lebih adaptif dan berorientasi pada nilai-nilai keadilan.
Pemahaman keagamaan yang terbuka dan progresif, sebagaimana disampaikan Buya Husein, menjadi fondasi penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang lebih inklusif dan berkeadilan.