Namun, analisis dari Center of Economic and Law Studies (Celios) menyebutkan bahwa penutupan PT GNI bisa berdampak besar pada industri nikel nasional dan stabilitas ekonomi regional.
Dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 12.000 orang, investasi senilai 3 miliar dolar AS, serta input bijih nikel 21,6 juta ton, dampaknya tidak bisa diabaikan begitu saja.
Menurut Celios, langkah strategis yang bisa diambil adalah melalui akuisisi oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Baca Juga:Simbol Pembungkaman! Pejabat Istana Malah Suruh Masak Kepala Babi untuk Jurnalis TempoKabar Terbaru! Jadwal Terbaru Penukaran Uang Baru BI 2025
Akuisisi ini dinilai dapat menjaga kelangsungan operasional, mempertahankan tenaga kerja, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan nikel global. Selain itu, akuisisi semacam ini dapat mendukung upaya hilirisasi industri nikel, sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah.
Ke depan, dengan meningkatnya tren penggunaan kendaraan listrik, industri nikel memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun, di tengah peluang ini, penerapan standar lingkungan dan ketenagakerjaan yang lebih ketat juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.
Dengan menerapkan praktik industri yang lebih berkelanjutan, Indonesia dapat meningkatkan reputasi sebagai destinasi investasi yang aman dan menarik bagi investor global.
Dalam menghadapi dinamika industri nikel yang terus berkembang, langkah yang tepat dan strategis sangat dibutuhkan agar sektor ini tetap kompetitif dan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional.