CIREBON, RAKCER.ID – Pada Kamis, 20 Maret 2025, redaksi Tempo di Jakarta menerima sebuah paket mencurigakan tanpa identitas pengirim.
Setelah dibuka, paket tersebut berisi kepala babi mentah yang sudah berbau busuk dengan kedua telinga yang telah dipotong.
Paket ini ditujukan secara spesifik kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, yang akrab disapa Cica.
Baca Juga:Kabar Terbaru! Jadwal Terbaru Penukaran Uang Baru BI 2025Mudik Lancar, Tanpa Drama! 8 Aplikasi Wajib Instal Sebelum Pulang Kampung
Pengiriman kepala babi ini segera menimbulkan kegemparan dan dianggap sebagai bentuk intimidasi yang serius terhadap kebebasan pers.
Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) mengecam keras aksi ini, menyebutnya sebagai ancaman pembunuhan simbolik terhadap jurnalis perempuan, serta upaya menghalangi kerja jurnalistik yang kritis dalam merespons isu-isu publik.
Tanggapan Publik dan Pemerintah
Menanggapi insiden tersebut, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, memberikan respons yang kontroversial.
Ia menyarankan agar kepala babi tersebut “dimasak saja,” sebuah pernyataan yang dianggap tidak sensitif terhadap seriusnya ancaman yang diterima jurnalis.
Pernyataan ini langsung memicu kritik dari berbagai kalangan, termasuk Koalisi Masyarakat Sipil, yang mengecam tanggapan tersebut sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap ancaman terhadap kebebasan pers di Indonesia.
Sejumlah organisasi jurnalis dan aktivis hak asasi manusia menyerukan agar aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus ini untuk memastikan keamanan dan kebebasan jurnalis dalam menjalankan tugasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang ancaman terhadap jurnalis di Indonesia dan semakin menyoroti pentingnya perlindungan terhadap kebebasan pers.
Baca Juga:Waspada! Penipuan Berkedok Mudik Gratis 2025 Marak di Media SosialPengangkatan CASN 2024 Dipercepat, Penuhi Syarat Berikut!
Makna Simbolis: Ancaman dan Intimidasi
Pengiriman kepala babi yang telah dipotong kedua telinganya kepada seorang jurnalis membawa makna simbolis yang kompleks dan penuh ancaman.
Secara garis besar, simbol tersebut dianggap sebagai bentuk intimidasi dan penghinaan yang ditujukan kepada jurnalis, khususnya sebagai peringatan agar mereka tidak berani mengkritik atau mengungkap fakta-fakta yang dianggap sensitif oleh pihak-pihak tertentu.
1. Penghinaan terhadap Identitas
Kepala babi dalam konteks ini merupakan simbol penghinaan yang kuat, terutama dalam beberapa budaya. Penambahan detail seperti kedua telinga yang dipotong dapat diartikan sebagai upaya untuk “membisukan” penerima, menandakan ancaman agar jurnalis tersebut tidak mendengar atau menyebarkan informasi lebih lanjut.