CIREBON, RAKCER.ID – Keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengubah nama Gedung Negara atau eks Gedung Karesidenan Cirebon menjadi Bale Jaya Dewata menuai sorotan tajam dan membuat geram kalangan budayawan serta pemerhati sejarah di Cirebon.
Berdasarkan pantauan Rakyat Cirebon di lapangan, tulisan “Kantor Gubernur, Bale Jaya Dewata” telah terpampang jelas di pagar gedung.
Tampak cat di sekitar papan nama tersebut masih baru, menandakan bahwa perubahan ini dilakukan dalam waktu dekat.
Baca Juga:Peringati Hari Otonomi Daerah ke-29, Pemkot Cirebon Tegaskan Komitmen Perkuat Demokrasi dan Pelayanan PublikKapolri Listyo Sigit Prabowo Resmikan Pondok Pesantren Al Inaaroh Al Hikam di Buntet
Pemerhati sejarah budaya Cirebon, Jajat Sudrajat mengaku terkejut saat pertama kali mengetahui perubahan nama gedung bersejarah itu. Ia mengetahui informasi tersebut dari rekan-rekan pegiat sejarah di Kabupaten Cirebon yang mengirimkan foto melalui WhatsApp.
“Ya jadi kemarin itu saya dapat kabar dari teman-teman pegiat sejarah budaya Kabupaten Cirebon. Kemudian saya dikirimkan foto, tertulis ‘kantor Gubernur, bawahnya Bale Jaya Dewata’. Loh, saya kaget. Ini penamaannya dasarnya apa?” ujar Jajat saat ditemui Rakyat Cirebon di halaman Goa Sunyaragi.
Ia menyayangkan keputusan tersebut karena tidak melibatkan tokoh budaya atau masyarakat Cirebon dalam proses penamaannya.
“Cuma yang bikin saya kaget, kok tidak ada satu pun orang Cirebon yang diajak bicara,” ucapnya.
Menurut Jajat, meski gedung tersebut merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, letaknya yang berada di Kota Cirebon harus menjadi pertimbangan penting, terutama dari aspek historis dan kulturalnya.
“Betul, gedung eks karesidenan itu milik provinsi, tapi lokasinya di Kota Cirebon loh. Kalau pun Gubernur punya wacana, apa salahnya ngajak bicara? Terlepas dari perwakilan keraton atau pegiat budaya, saya pikir agar tidak jadi polemik,” jelasnya.
Lebih jauh, Jajat menyoroti nama Bale Jaya Dewata yang dianggap tidak relevan dengan sejarah lokal Cirebon.
Baca Juga:DPUTR Kota Cirebon Lanjutkan Normalisasi Sungai, Kini Giliran Kali Sijarak 1 di Kelurahan PekiringanRealisasi Pajak Daerah Kota Cirebon Triwulan I 2025 Capai Target, Sektor Pajak Kuliner Jadi Andalan
“Jaya Dewata itu nama muda dari Prabu Siliwangi. Beliau belum pernah ke Cirebon kok. Kita banyak kok tokoh Cirebon yang inspiratif seperti Panembahan Losari atau Pangeran Sucimanah. Cuma mbok ya saat pemberian nama, diajak diskusi,” ungkapnya.