Politik Nasi Goreng ala Megawati–Prabowo, Bumbu Hangat di Balik Piring Koalisi

Politik Nasi Goreng ala Megawati–Prabowo, Bumbu Hangat di Balik Piring Koalisi
Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP. Foto: Instagram @sufmi_dasco/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Kalau ada yang bilang politik itu dingin dan penuh hitungan strategi, sepertinya belum pernah menyaksikan bagaimana semangkuk nasi goreng bisa mencairkan suhu panas di antara elite negeri ini.

Dalam dinamika politik Indonesia, sepiring nasi goreng ternyata bisa menjadi simbol perdamaian, konsolidasi, bahkan kompromi antarkekuatan besar terutama antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.

Isyarat Politik dari Dapur: “Megawati Masak, Prabowo Duduk”

Pertemuan Megawati dan Prabowo pasca Pilpres 2019 sempat membuat publik terperangah. Dua sosok yang sebelumnya bersitegang dalam arena demokrasi tiba-tiba duduk satu meja, tertawa, dan menyantap nasi goreng buatan tangan Megawati.

Baca Juga:Baru Lunasi Utang? Ini Waktu yang Dibutuhkan Agar BI Checking Bersih TotalPernah Pakai Pinjol? Hati-Hati, Bisa Gagal KPR Kalau Nama Kamu Masuk BI Checking!

Tampak sederhana, tapi gestur itu mengandung makna mendalam dalam panggung politik Indonesia yang sering kali tegang dan penuh curiga.

Nasi goreng tersebut hadir bukan sekadar sebagai makanan, melainkan sebagai medium rekonsiliasi. Dalam budaya politik Megawati, memasak bukan hanya aktivitas domestik, tapi juga ekspresi dari diplomasi personal.

Bagi Prabowo, menerima suguhan tersebut dapat dimaknai sebagai sinyal terbuka untuk berdamai dan bekerja sama, meletakkan senjata politik demi tujuan yang lebih besar.

Dari Dapur ke Kabinet: Koalisi Rasa Nusantara

Tak lama setelah momen “nasi goreng diplomatik” itu, publik dikejutkan lagi oleh masuknya Prabowo ke dalam kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Langkah ini tak hanya mencerminkan kelenturan politik, tapi juga strategi meredam polarisasi yang tajam pasca pemilu.

Kehadiran Prabowo dalam cabinet dengan restu Megawati sebagai pemimpin partai pengusung Jokowi membawa dinamika baru. Ia tampil sebagai figur yang lebih pragmatis dan nasionalis. Banyak yang menilai bahwa aroma perdamaian politik yang pertama kali menguar dari dapur Megawati telah benar-benar meresap hingga ke meja kekuasaan.

Politik Simbol dan Tradisi: Resep Kultural Megawati

Megawati bukanlah pemimpin yang lepas dari politik simbolik. Ia mengolah kekuasaan lewat bahasa budaya. Dari cara duduk, pilihan kata, hingga suguhan makanan, semua memiliki pesan.

Dalam tradisi Jawa maupun budaya Nusantara, menjamu tamu dengan masakan sendiri adalah bentuk penghormatan dan keterbukaan, juga undangan untuk saling memahami.

0 Komentar