DBD Renggut 3 Nyawa di Kota Cirebon, Salah Satunya Pegawai RSD Gunung Jati

DBD Renggut 3 Nyawa di Kota Cirebon, Salah Satunya Pegawai RSD Gunung Jati
INTERVENSI. Dinkes Kota Cirebon tengah mempersiapkan program intervensi secara langsung untuk melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang sudah diberikan bakteri Wolbachia, tetapi masih menunggu instruksi pemerintah pusat. FOTO: ISTIMEWA/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cirebon mengalami peningkatan. Bahkan sampai Mei ini, sudah menimbulkan kasus meninggal dunia.

Dinas Kesehatan Kota Cirebon mengakui hal tersebut. Dibanding dengan tahun sebelumnya, angka kasus DBD tahun sekarang meningkat signifikan.

“Tahun 2025 ini memang meningkat signifikan, tapi tidak hanya di Kota Cirebon, melainkan di seluruh Indonesia. Karena faktor cuaca, suhu berubah drastis, perubahan musim, banyak hal,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Hj Siti Maria Listiawaty saat dikonfirmasi Rakyat Cirebon, Selasa (13/5).

Baca Juga:Kodim 0614 Kota Cirebon Gelar Pelatihan Bela Negara bagi Mahasiswa UMADA CirebonKorban Pelecehan Seksual Disabilitas di Cirebon Akan Jalani Terapi Psikis dari Komnas Perlindungan Anak

Menurut dr Maria, sampai Mei ini, Dinkes mencatat sudah ada tiga kasus meninggal dunia dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.

Yang terakhir, kasus meninggal ini bahkan membuat Dinas Kesehatan berduka. Karena pasien merupakan bagian dari keluarga besar Dinas Kesehatan, yang sudah mengabdi puluhan tahun di RSD Gunung Jati.

Pasien pada kasus ketiga ini, sudah menjalani dan mendapatkan perawatan medis selama tujuh hari di RSD Gunung Jati. Artinya, upaya penanganan medis sudah diberikan secara maksimal.

“Sepanjang 2025 ini, sudah ada 3 kematian. Yang ketiga ini sudah menjalani perawatan seminggu. Artinya perawatan secara medis sudah maksimal, secara lengkap terkait diagnosa medis nanti pihak rumah sakit yang bisa menjelaskan,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, ketiga kasus meninggal dunia ini, masing-masing pasien memiliki penyakit penyerta. Sehingga sementara diduga penyebab kematiannya tidak 100 persen karena DBD.

“Yang meninggal ini masing-masing punya penyakit penyerta, ada keterlambatan dirujuk juga. Pada tahun 2024 kalau tidak salah ada lima kasus meninggal,” sebutnya.

Dari semua kasus yang muncul ini, sudah direspons Dinas Kesehatan dengan melakukan penelusuran di lingkungan-lingkungan masyarakat, terutama yang dinyatakan positif.

Baca Juga:Wali Kota Cirebon Beri Pesan Khusus untuk Jemaah Haji 2025 Kloter 10 di Korem 063 Sunan Gunung JatiLibur Panjang Waisak 2025, Penumpang Kereta Api di Daop 3 Cirebon Melonjak Tajam

Hasilnya, ditemukan hal yang baru, yakni jentik nyamuk berada di dalam rumah, di titik yang jarang diduga oleh masyarakat.

Salah satunya, di dalam penadah air dispenser, yang sepertinya itu sangat jarang menjadi perhatian masyarakat, dan Dinkes pun saat ini mewanti-wanti itu.

“Dari beberapa kasus yang kita selidiki, nyamuk berkembang biak di tadahan dispenser. Saat kita ambil air kan bawah dispenser ada penadahnya, bahkan dari tetesan air AC, karena mereka (nyamuk, red) suka di air bersih, kurang suka di air yang kotor,” jelas dia.

0 Komentar