SUMATERA UTARA, RAKCER.ID – Tim asesor dari UNESCO Global Geopark dijadwalkan melakukan kunjungan langsung ke kawasan Kaldera Toba pada pertengahan Juli 2025.
Kunjungan ini merupakan bagian dari proses revalidasi status keanggotaan Kaldera Toba dalam jaringan UNESCO Global Geoparks (UGGp).
Momentum ini menjadi fase krusial bagi Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCUGGp) dalam mempertahankan status Kaldera Toba sebagai salah satu taman bumi berkelas dunia.
Baca Juga:Welcoming KOPRI’s Administrators, Forum Konsolidatif KOPRI Ini Bukan Main!Capek Seharian? Coba 7 Tips Bikin Kamar Tidur Jadi Zona Healing Beneran
Revalidasi ini dilatarbelakangi oleh peringatan berbentuk “kartu kuning” yang dikeluarkan UNESCO dalam pertemuan resmi yang berlangsung di Maroko pada 4–5 September 2023. Selain Kaldera Toba, geopark lain seperti Gua Zhijindong (Tiongkok), Taman Nasional Luberon (Prancis), dan Madonie (Italia) juga menerima peringatan serupa.
Kartu kuning menandakan bahwa terdapat sejumlah kriteria UNESCO yang belum terpenuhi secara optimal. Sebagai tindak lanjut, Kaldera Toba dan geopark lainnya diberi waktu dua tahun untuk melakukan perbaikan dan pemenuhan standar yang telah ditetapkan.
Menanggapi hal tersebut, Badan Pengelola TCUGGp bergerak cepat melakukan serangkaian perbaikan di lapangan. Salah satu langkah konkret adalah kunjungan intensif ke 16 geosite yang tersebar di tujuh kabupaten sekitar Danau Toba. Geosite-geosite ini merupakan elemen penting dalam penilaian UNESCO karena memiliki nilai geologi, edukatif, dan wisata yang signifikan.
General Manager TCUGGp, Azizul Kholis, menyampaikan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti instruksi Gubernur Sumatra Utara terkait target perolehan kembali status “Green Card”. Arahan tersebut disampaikan saat kunjungan kerja Gubernur ke Parapat beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan bahwa proses revalidasi mendatang akan melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan mitra pembangunan lainnya. Kolaborasi ini menjadi indikator penting dalam menilai keseriusan dan komitmen kolektif terhadap pelestarian lingkungan serta pengembangan kawasan Danau Toba secara berkelanjutan.
Dengan waktu yang semakin terbatas, berbagai upaya kini difokuskan pada pemenuhan rekomendasi yang menjadi catatan UNESCO. Fokus tersebut meliputi tata kelola kawasan yang berkelanjutan, keterlibatan aktif masyarakat lokal, peningkatan kapasitas pelaku wisata, serta penguatan strategi pelestarian lingkungan.