CIREBON,RAKCER.ID – Kenaikan harga Bitcoin (BTC) yang menembus rekor baru sebesar US$111.970. menjadi sorotan pasar global.
Namun, di balik euforia kenaikan ini, dunia menghadapi sisi gelap dari ledakan minat terhadap aset digital: peningkatan kejahatan crypto di dunia nyata.
Simak ulasan lengkap tentang Harga Bitcoin Tembus Rekor
Laporan dari Binance Research menunjukkan bahwa Amerika Serikat menempati posisi teratas sebagai negara dengan jumlah kasus kriminal terkait crypto tertinggi sejak 2019.
Baca Juga:Kabar Baik untuk Pekerja IT: Google Tetap Buka Lowongan di Tengah Gempuran AIAnalis Bloomberg Prediksi Bitcoin Bisa Turun ke US$40.000, Emas Naik ke US$4.000
Banyak kasus bermula dari individu atau kelompok yang ingin memperoleh Bitcoin dengan cepat—bahkan jika harus melalui jalur ilegal, seperti penipuan, pemerasan, hingga penculikan.
Semua negara bagian di AS kini tercatat memiliki insiden kejahatan crypto, menjadikannya wilayah dengan persentase kasus tertinggi secara global.
Di peringkat kedua, Asia Tenggara mencatat 62 kasus ancaman fisik dan penculikan terhadap pelaku industri crypto sejak 2019.
Daftar negara dengan kasus penculikan terkait crypto terbanyak:
AS: 10 kasus
Prancis: 6 kasus
Ukraina: 5 kasus
Rusia & India: masing-masing 4 kasus
Kawasan paling rawan secara keseluruhan:
Eropa: 59 kasus
Amerika Utara: 48 kasus
Data tahun 2025 mencatat setidaknya 15 insiden baru, termasuk kekerasan langsung terhadap investor.
Tren ini memperlihatkan bahwa kenaikan harga Bitcoin tak hanya memicu spekulasi, tapi juga meningkatkan risiko keamanan fisik bagi pemiliknya.
Dengan aset digital makin bernilai, pelaku kejahatan dunia nyata pun mulai mengintai mereka yang memiliki atau dikenal aktif dalam industri crypto.
Tetap waspada. Proteksi digital penting, tapi proteksi fisik jauh lebih mendesak. (*)