“Dia sendiri bingung. Dia tidak tahu bagaimana bisa keluar dari puing-puing. Mungkin mukjizat,” kata Nayan.
Pesawat Air India yang membawa 242 orang, termasuk dua pilot dan 10 awak kabin, dilaporkan sempat mengirimkan sinyal peringatan ke Air Traffic Control (ATC) sebelum hilang dari radar. Tak lama, pesawat ditemukan hancur di kawasan terbuka pinggiran Ahmedabad.
Investigasi awal menduga adanya masalah teknis pada mesin kiri, namun pihak berwenang masih menunggu data dari kotak hitam (black box) untuk mengungkap kronologi pastinya.
Baca Juga:Lowongan Kerja SUCOFINDO 2025, Peluang Emas di Sektor Pertambangan Halmahera!Kerja di Zambia? PT Epiterma Mas Indonesia Buka Lowongan Fresh Graduate ke Proyek Tambang Afrika!
Kecelakaan tragis ini menggores luka dalam bagi dunia penerbangan India dan seluruh keluarga korban. Tiga anak kecil yang merupakan keluarga seorang dokter juga turut menjadi korban. Warga lokal mendirikan tenda darurat untuk tempat berkabung, dan media sosial pun dipenuhi ucapan belasungkawa.
Namun di balik semua itu, cerita Bhumi dan Vishwashkumar menjadi pengingat bahwa hidup ini penuh misteri. Kadang, sesuatu yang terlihat buruk seperti kemacetan atau ketinggalan pesawat ternyata adalah bentuk perlindungan semesta yang tak bisa kita duga.
Terlambat lima menit bisa berarti hidup atau mati. Selamat dari tragedi bisa datang dari hal sepele seperti segelas teh atau posisi duduk di pesawat. Kisah Bhumi dan Vishwashkumar bukan sekadar cerita horor penerbangan, tapi refleksi mendalam bahwa takdir bisa berubah hanya dalam hitungan detik.