CIREBON,RAKCER.ID – GameStop (GME) baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menerbitkan surat utang senilai US$1,75 miliar, yang setara dengan sekitar Rp28 triliun.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu (11/06) waktu setempat, perusahaan menyatakan bahwa dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk keperluan korporat umum, termasuk investasi yang sesuai dengan kebijakan resmi mereka.
Salah satu fokus utama investasi tersebut adalah pembelian aset digital, termasuk Bitcoin (BTC).
Baca Juga:Trader Menanti Rilis PPI, Bitcoin Turun ke US$107 RibuRevisi Bank Dunia, Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Mencapai 194 Juta
Simak Ulasan Lengkap Tentang GameStop
“GameStop akan mengalokasikan dana untuk investasi yang sejalan dengan kebijakan investasi perusahaan,” ungkap pernyataan tersebut.
Langkah ini menunjukkan komitmen GameStop untuk memperluas portofolio asetnya dengan memasukkan cryptocurrency, yang semakin populer di kalangan investor.
Surat utang yang diterbitkan oleh GameStop ini memiliki karakteristik unik, di mana tidak memberikan bunga berkala dan memiliki jatuh tempo pada tahun 2032, kecuali jika surat utang tersebut dikonversi, ditebus, atau dibeli kembali lebih awal.
Dalam hal konversi, GameStop memiliki hak untuk membayar dalam bentuk uang tunai, saham biasa, atau kombinasi keduanya, memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam pengelolaan keuangannya.
Selain itu, perusahaan juga memberikan opsi kepada pembeli awal untuk menambah pembelian surat utang hingga US$250 juta dalam waktu 13 hari setelah penerbitan.
Ini menunjukkan adanya minat yang tinggi dari investor terhadap surat utang yang diterbitkan oleh GameStop.
Dengan langkah ini, GameStop berusaha untuk memperkuat posisinya di pasar dan memanfaatkan potensi pertumbuhan yang ditawarkan oleh aset digital.
Baca Juga:Ondo Mencetak Rekor TVL Baru Hingga US$1,3 Miliar Melalui Kolaborasi dengan RippleOndo Mencetak Rekor TVL Baru Hingga US$1,3 Miliar Melalui Kolaborasi dengan Ripple
Namun, penting untuk diingat bahwa investasi dalam cryptocurrency memiliki risiko yang tinggi. (*)