CIREBON,RAKCER.ID – Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (13/06) pagi, mengalami penurunan sebesar 61 poin atau setara dengan 0,38%.
Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya setelah serangan Israel terhadap Iran yang menambah ketidakpastian di pasar global.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Rupiah Melemah
Menurut data dari Bloomberg, indeks dolar AS tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,27 poin atau 0,28%, berada di level 98,1.
Baca Juga:Whale Terlikuidasi Rp3 Triliun Saat Bitcoin Terjun Bebas ke Level US$103 RibuRatusan Ribu Trader Merugi Rp18 Triliun Akibat Eskalasi Konflik di Timur Tengah
Di sisi lain, beberapa mata uang asing lainnya, seperti yen Jepang dan franc Swiss, juga mengalami penguatan.
Hal ini menunjukkan bahwa investor cenderung mencari aset yang lebih aman di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.
Sementara itu, pasar saham di Amerika Serikat menunjukkan tren positif, dengan indeks S&P 500 naik sebesar 0,3%, Nasdaq meningkat 0,2%, dan NYSE menguat 0,4%.
Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor meskipun ada ketidakpastian yang melanda pasar global.
Selain itu, gejolak yang terjadi di pasar juga berdampak pada harga emas, yang naik menjadi US$3.453 per ons, menunjukkan bahwa investor beralih ke aset safe haven.
Kondisi ini menjadi perhatian bagi para pelaku pasar, terutama bagi mereka yang berinvestasi dalam mata uang dan komoditas.
Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik di Timur Tengah dapat mempengaruhi nilai tukar dan harga aset secara signifikan.
Baca Juga:Timur Tengah Bergejolak, Harga Bitcoin Turun ke US$103 RibuKetegangan di Timur Tengah, Harga Bitcoin Turun ke US$103 Ribu
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk tetap waspada dan memantau perkembangan situasi ini. (*)