CIREBON,RAKCER.ID – Bitcoin mengalami penurunan tipis sebesar 1,6% dan kini diperdagangkan pada harga US$107.758.
Penurunan ini terjadi setelah harga Bitcoin sebelumnya melonjak hingga mencapai US$110.000.
Indeks Fear & Greed juga menunjukkan penurunan, dari 65 menjadi 61, seiring dengan para trader yang menunggu rilis data producer price index (PPI), yang berkontribusi pada penurunan harga Bitcoin hari ini.
Baca Juga:Revisi Bank Dunia, Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Mencapai 194 JutaOndo Mencetak Rekor TVL Baru Hingga US$1,3 Miliar Melalui Kolaborasi dengan Ripple
Simak Ulasan Lengkap Tentang Trader Menanti Rilis PPI
Penting untuk dicatat bahwa jika PPI yang dirilis lebih tinggi dari ekspektasi, hal ini dapat mengindikasikan adanya peningkatan inflasi.
Kenaikan inflasi berpotensi mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga, yang biasanya berdampak negatif terhadap harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Penurunan harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir juga sejalan dengan melambatnya momentum arus masuk exchange-traded funds (ETF).
Arus masuk bersih ETF tercatat hanya mencapai US$164,6 juta sejak 5 Juni, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata mingguan yang mencapai US$1 miliar.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan minat investor terhadap produk investasi berbasis kripto.
Selain itu, penurunan harga Bitcoin juga dipicu oleh sentimen pasar yang lebih luas, terutama setelah saham GameStop mengalami penurunan sebesar 11,7% akibat penawaran obligasi konvertibel senilai US$1,75 miliar.
Kejadian ini memicu penghindaran risiko di kalangan investor, yang berimbas pada aset-aset spekulatif, termasuk Bitcoin.
Baca Juga:Ondo Mencetak Rekor TVL Baru Hingga US$1,3 Miliar Melalui Kolaborasi dengan RippleOndo Mencetak Rekor TVL Baru Hingga US$1,3 Miliar Melalui Kolaborasi dengan Ripple
Dengan kondisi pasar yang tidak menentu ini, para trader tetap waspada dan menunggu rilis PPI yang akan datang, yang dapat mempengaruhi arah pergerakan harga Bitcoin ke depannya. (*)