CIREBON, RAKCER.ID – Ketakutan akan meledaknya perang nuklir kembali mencuat setelah laporan terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyebut bahwa hampir semua negara pemilik senjata nuklir di dunia terus memodernisasi arsenalnya sepanjang tahun 2024.
Dalam laporan yang dirilis pada Senin (16/6), SIPRI menyebutkan bahwa negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia, yang menyimpan sekitar 90% dari total hulu ledak nuklir global, telah mengembangkan senjata baru dan meningkatkan yang lama.
Tak hanya itu, Tiongkok juga menjadi sorotan karena penambahan besar-besaran terhadap senjata nuklirnya sebuah langkah yang memperkuat potensi dimulainya perlombaan senjata nuklir generasi baru.
Baca Juga:Serangan Balasan Mematikan! Rudal Iran Tembus Israel, Ratusan Tewas di TeheranPawai Militer Trump Disambut Demo Nasional! Rakyat Amerika Teriakkan ‘No Kings!’
Menurut SIPRI, total ada 12.241 hulu ledak nuklir di seluruh dunia per Januari 2025. Dari jumlah itu, 9.614 hulu ledak disimpan dalam stok aktif dan siap digunakan jika dibutuhkan. Ini menjadi sinyal keras bahwa tren penurunan persenjataan nuklir yang terjadi sejak Perang Dingin berbalik arah.
“Yang kita lihat sekarang adalah meningkatnya jumlah hulu ledak nuklir operasional. Ini sangat mengkhawatirkan,” ujar Dan Smith, Direktur SIPRI.
Salah satu perhatian utama SIPRI tertuju pada China, yang dikabarkan telah menambahkan 100 hulu ledak baru hanya dalam dua tahun terakhir dan kini memiliki sekitar 600 hulu ledak aktif.
“China sedang membangun kekuatan nuklirnya secara stabil dan konsisten,” ujar Smith. Ia memperkirakan bahwa Negeri Tirai Bambu tersebut dapat mencapai 1.000 hulu ledak dalam 7 hingga 8 tahun ke depan.
Meskipun angka ini belum menyamai Amerika Serikat atau Rusia, hal ini menempatkan Tiongkok sebagai pemain baru yang semakin dominan dalam arena kekuatan nuklir global.
Negara Lain Juga Tidak Tinggal Diam
Selain ketiga negara adidaya tersebut, sejumlah negara lain juga melakukan langkah modernisasi:
1. Inggris Raya belum menambah jumlah hulu ledaknya pada 2024, tetapi berpotensi naik karena kebijakan 2021 yang menaikkan batas maksimum dari 225 ke 260.
Baca Juga:Veteran AS Demo Parade Militer Trump: 'Kami Bukan Boneka Politik!'Putin Siap Gelar Pembicaraan Damai Usai Pertukaran Tahanan, Trump Dukung Penghentian Perang
2. Prancis tetap dengan sekitar 290 hulu ledak, namun modernisasi sistem nuklirnya berjalan aktif selama 2024.
3. India dan Pakistan terus mengembangkan sistem peluncuran baru.
4. India kini memiliki sekitar 180 hulu ledak.
5. Pakistan bertahan di angka 170 hulu ledak.