Menurut Ibrahim, ketahanan konsumen China menjadi indikator penting bagi pelaku pasar, mengingat besarnya peran ekonomi China dalam rantai pasok global dan perdagangan kawasan. Kinerja positif ritel, katanya, bisa menjadi katalis bagi stabilisasi nilai tukar di kawasan, termasuk Indonesia.
“Selama konsumsi domestik China tetap kuat, potensi aliran perdagangan dan investasi ke negara mitra seperti Indonesia bisa tetap terjaga,” tutupnya.