7 Film Indonesia Berlatarkan Masa Lampau dengan Sentuhan Sejarah dan Cinta!

7 Film Indonesia Berlatarkan Masa Lampau dengan Sentuhan Sejarah dan Cinta!
7 Film Indonesia Berlatarkan Masa Lampau dengan Sentuhan Sejarah dan Cinta!: 1. Kupu-Kupu Kertas (2024), 2. Buya Hamka (2023), 3. Kadet 1947 (2021). foto:pinterest/rakcer.id
0 Komentar

Momen penting muncul saat Hamka ditawari untuk memimpin majalah Panji Masyarakat di Medan. Dengan dorongan dari Sitti Raham, dia menerima tawaran itu meski harus berpisah dari keluarganya di Padang Panjang.

Di Medan, Hamka memimpin majalah yang berani menyuarakan aspirasi rakyat di tengah penindasan kolonial Belanda dan menerbitkan karya-karya luar biasa. Namun, kesibukan dalam pengabdiannya sering kali membuatnya kehilangan momen-momen berharga bersama keluarganya.

3. Kadet 1947 (2021)

Kadet 1947 menceritakan kisah perjuangan sekelompok pemuda Indonesia dari Akademi Penerbangan Maguwo, Yogyakarta, saat menghadapi Agresi Militer Belanda II.

Baca Juga:Beda Jam Beda Khasiatnya, Ini 4 Waktu Terbaik Minum Matcha!Cara Beradaptasi di Tempat Kerja Baru agar Cepat Betah dan Disukai Sekitar

Dipimpin oleh Sigit (Bisma Karisma), para kadet masih dalam tahap pelatihan memutuskan untuk terjun langsung ke medan perang demi mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan.

Bersama Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio), Sigit menjalankan misi udara awal Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan pesawat usang dan peralatan yang sangat terbatas.

Puncak misi terjadi pada 29 Juli 1947 ketika mereka berhasil membombardir markas Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

4. Bumi Manusia (2019)

Berlatar belakang masa penjajahan Belanda di Hindia Belanda pada awal abad ke-20, film ini membahas isu ketidakadilan, identitas, dan perlawanan terhadap sistem kolonial yang ada.

Kisah ini berfokus pada Minke (Iqbaal Ramadhan), seorang pemuda pribumi yang mendapatkan pendidikan dengan gaya Eropa. Minke jatuh hati pada Annelies (Mawar Eva de Jongh), seorang gadis Indo yang merupakan anak dari Nyai Ontosoroh (Sha Ine Febriyanti), seorang wanita pribumi yang “dibeli” oleh Belanda untuk dijadikan istri tanpa status resmi.

Konflik utama terjadi ketika Minke menghadapi hukum kolonial yang tidak mengakui pernikahannya dengan Annelies karena status ibunya sebagai nyai, yang bukan istri resmi menurut hukum Belanda.

Dalam situasi yang penuh tekanan sosial dan hukum, Minke mulai menyadari pentingnya memperjuangkan hak sebagai individu yang setara.

Baca Juga:Ahmad Luthfi Tinjau Kawasan Industri Kendal Demi Memastikan Lapangan Pekerjaan untuk Masyarakat Mampu Cegah Banjir di Demak-Grobogan, Taj Yasin Tinjau Proyek Bendungan Jragung

5. Perburuan (2019)

Kisah ini berkisar pada Hardo (Adipati Dolken), mantan perwira PETA yang dipaksa kembali ke Blora setelah kelompok pribumi mengalami kekalahan total melawan Jepang. Alih-alih menemukan ketenangan, Hardo justru menjadi target buruan tentara Jepang yang agresif.

0 Komentar