CIREBON,RAKCER.ID – Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengungkapkan bahwa negosiasi perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat (AS) tidak menghasilkan kesepakatan yang diharapkan.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di sela-sela KTT G-7, Ishiba menyebut bahwa masih ada sejumlah poin krusial yang belum bisa disepakati kedua belah pihak.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Kesepakatan Dagang dengan AS
“Ada beberapa hal yang masih belum disepakati, sehingga kami belum bisa mencapai kesepakatan paket dagang,” ujar Ishiba, dikutip dari Bloomberg pada Selasa (17/06).
Baca Juga:Cantor Fitzgerald, Institusi yang Adopsi Solana Bersiap MelonjakStrategy Borong 10.100 Bitcoin di Tengah Ketegangan Timur Tengah
Kegagalan ini memicu kekhawatiran baru di Jepang, khususnya terkait risiko resesi yang bisa timbul akibat kebijakan tarif dari AS.
Salah satu isu utama dalam negosiasi tersebut adalah tarif impor mobil, di mana Presiden AS Donald Trump sebelumnya sempat mengancam akan menaikkan tarif hingga 25%.
Kebijakan ini dinilai sangat merugikan Jepang, mengingat industri otomotif merupakan salah satu pilar utama ekspor negara tersebut.
Meskipun belum menemukan titik temu, Ishiba menegaskan bahwa Jepang akan tetap berkomitmen melanjutkan dialog dengan AS.
Ia menekankan pentingnya membangun kesepakatan yang saling menguntungkan tanpa harus mengorbankan kepentingan nasional Jepang.
“Kami akan terus melakukan koordinasi aktif dengan AS untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan,” tegasnya.
Pemerintah Jepang, lanjut Ishiba, akan fokus menjaga stabilitas ekonomi domestik sembari memperkuat hubungan dagang yang adil dan setara dengan mitra internasionalnya.
Baca Juga:Saham Apple Turun, Michael Saylor Usulkan Apple Akuisisi Bitcoin Sebagai Strategi BaruMichael Saylor Temui Pemerintah Pakistan, Dukung Strategi Cadangan Bitcoin Nasional
Situasi ini menunjukkan tantangan besar dalam hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia, terutama di tengah dinamika geopolitik global yang terus berubah. (*)