Pakai ChatGPT Bisa Bikin Otak Jadi Malas? Ini Temuan Mengejutkan dari Studi MIT!

Pakai ChatGPT Bisa Bikin Otak Jadi Malas? Ini Temuan Mengejutkan dari Studi MIT!
ChatGPT Bisa Bikin Otak Jadi Malas. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Kecanggihan teknologi berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT memang memudahkan banyak hal, mulai dari menulis esai hingga menyusun resume.

Namun, di balik kepraktisannya, muncul kekhawatiran baru apakah penggunaan AI justru membuat otak jadi kurang aktif?

Studi terbaru dari MIT Media Lab menyebutkan bahwa penggunaan AI teks seperti ChatGPT secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis dan kemandirian intelektual seseorang.

Baca Juga:Profesor Harry Truman: Kalau Sejarah Tanpa Luka, Itu Bukan Ilmu!Penulisan Ulang Sejarah Nasional Mau Dikebut Seperti Candi Semalam? Ini Alasan Kenapa Profesor Truman Mundur!

Penelitian ini dipimpin oleh Nataliya Kosmyna, dengan judul “Your Brain on ChatGPT: Accumulation of Cognitive Debt when Using an AI Assistant for Essay Writing Task”, yang dipublikasikan pada 2025.

Menulis Esai Pakai AI, Tapi Otak Jadi Kurang Aktif

Penelitian ini melibatkan 54 orang dewasa berusia 18 hingga 39 tahun dari Boston, AS. Mereka dibagi ke dalam tiga kelompok: satu menulis esai dengan bantuan ChatGPT, satu menggunakan mesin pencari (seperti Google), dan satu lagi menulis hanya dengan berpikir mandiri.

Para peneliti mengamati aktivitas otak peserta menggunakan EEG (Electroencephalography) untuk melihat seberapa dalam keterlibatan kognitif selama proses menulis berlangsung.

Hasilnya? Mengejutkan. Kelompok yang menggunakan ChatGPT menunjukkan aktivitas otak paling rendah, baik dari sisi bahasa, perilaku, hingga kemampuan berpikir. Bahkan, kreativitas dan orisinalitas tulisan mereka dinilai rendah oleh dua guru Bahasa Inggris yang ikut menilai hasil esai.

Copy Paste Jadi Andalan, Ide Unik Hilang

Selama studi berlangsung, pola menulis peserta yang menggunakan ChatGPT juga berubah. Mereka semakin bergantung pada bantuan AI, dan di akhir masa penelitian banyak yang hanya memberi perintah sederhana seperti “buatkan esai ini” tanpa lagi menyunting atau berpikir ulang.

Tak heran jika esai-esai mereka dianggap “kurang jiwa”, penuh dengan kalimat dan ekspresi serupa, menunjukkan minimnya proses berpikir mandiri.

Berpikir Sendiri Bikin Otak Lebih Aktif

Sebaliknya, kelompok yang menulis tanpa bantuan teknologi menunjukkan aktivasi otak paling tinggi. Koneksi saraf mereka meningkat, mereka lebih terlibat secara emosional dan kognitif, serta merasa lebih puas terhadap hasil tulisannya.

Baca Juga:Bukan Gaya Hidup, Ini Alasan Gen Z dan Milenial Rela Pangkas Hal Penting Ini!Biar Dilirik HRD! Begini Cara Bikin CV Kreatif di Canva Tanpa Ribet Desain

Peserta yang menggunakan mesin pencari mencatat hasil kognitif di posisi tengah tidak sekuat kelompok mandiri, tapi masih lebih baik dibanding pengguna ChatGPT.

0 Komentar