BEKASI, RAKCER.ID – Industri makanan ringan Tanah Air kedatangan pemain besar! Perusahaan global PepsiCo resmi meresmikan pabrik pertamanya di Indonesia dengan nilai investasi fantastis mencapai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun.
Peresmian ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, yang menyatakan bahwa industri makanan dan minuman (mamin) tengah menunjukkan tren pertumbuhan positif. Bahkan, sektor ini tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDB industri pengolahan non-migas (4,31%) maupun PDB nasional (4,87%).
“Pertumbuhan industri mamin menjadi salah satu sinyal kuat bahwa sektor ini memiliki prospek cerah dan peluang pasar dalam negeri masih sangat terbuka,” ujar Faisol saat menghadiri acara peresmian pabrik dan peluncuran produk baru Lay’s, Cheetos, dan Doritos di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Bekasi, Kamis (19/6/2025).
Baca Juga:Biar Gak Ketipu Lagi, Ini 3 Cara Jitu Milih Jeruk yang Manis dan SegarWaspada Madu Palsu! Ini 4 Cara Sederhana Bedakan Madu Asli atau Campuran di Rumah
Pabrik milik PT PepsiCo Indonesia ini mulai beroperasi sejak 13 Januari 2025. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan tiga lini produksi dengan kapasitas 24.000 ton per tahun, serta telah menyerap hampir 400 tenaga kerja lokal. Menariknya, seluruh produksi makanan ringan tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan baku lokal, sebagai bentuk dukungan terhadap petani dan industri pendukung dalam negeri.
“Ini bukan hanya soal produksi camilan, tapi tentang bagaimana industri ini mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi impor, dan menggerakkan ekonomi nasional secara berkelanjutan,” tambah Faisol.
Sementara itu, CEO PepsiCo Indonesia, Asif Mobin, menegaskan bahwa kehadiran fasilitas baru ini merupakan komitmen jangka panjang perusahaan untuk tumbuh bersama Indonesia.
“Pabrik ini akan memperkuat koneksi kami dengan konsumen Indonesia, karena kami bisa menghadirkan produk yang lebih segar, relevan, dan lokal,” ujarnya.
Pabrik tersebut dibangun di atas lahan seluas 60.000 meter persegi, menjadikannya salah satu fasilitas produksi makanan ringan terbesar di Indonesia yang dimiliki langsung oleh perusahaan global.
Dari sisi pasar, tren konsumsi makanan ringan di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan menggembirakan. Berdasarkan data, nilai pasar makanan ringan di Indonesia mencapai US$ 3,87 miliar pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh sebesar 8,13 persen (CAGR) hingga tahun 2029.
Konsumen utamanya? Milenial dan Gen Z, yang mencakup sekitar 55 persen dari total populasi konsumen di Indonesia. Tak heran jika banyak perusahaan global tertarik masuk lebih dalam ke pasar dalam negeri.