CIREBON,RAKCER.ID – Pendiri Telegram, Pavel Durov, mendapat lampu hijau dari otoritas Prancis untuk melakukan perjalanan singkat ke Dubai, Uni Emirat Arab, mulai 10 Juli.
Izin ini diberikan meskipun ia masih menjadi subjek penyelidikan atas dugaan pembiaran konten ilegal di platform Telegram.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Toncoin
Keputusan ini menarik perhatian komunitas crypto global, mengingat Telegram kini memiliki hubungan erat dengan dunia kripto, termasuk melalui pengembangan mini apps berbasis blockchain dan kehadiran token digital seperti Toncoin (TON).
Baca Juga:Peretas Pro Israel Bobol Nobitex, Bocorkan Source Code dan Curi US$100 JutaChina Resmikan Pusat Yuan Digital Internasional, Tantang Dominasi Dolar
Seiring kabar tersebut, harga Toncoin mengalami kenaikan tipis sebesar 0,25% dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di level US$2,96 pada Jumat (20/06). Pergerakan ini menunjukkan respons pasar yang tetap optimis terhadap masa depan proyek meski dibayangi isu hukum.
Durov sebelumnya juga sempat diizinkan bepergian ke Dubai pada April lalu. Namun, ia tetap dilarang masuk ke Amerika Serikat dan diwajibkan menyetor jaminan senilai 5 juta euro atau sekitar US$5,7 juta. Ia juga harus melapor ke otoritas Prancis dua kali setiap pekan.
Sejak penangkapannya tahun lalu, Telegram meningkatkan sistem keamanannya. Kini, pengguna yang menyebarkan konten ilegal dapat diblokir, dan data seperti alamat IP dan nomor telepon mereka bisa dilaporkan ke aparat hukum.
Perkembangan hukum yang melibatkan Durov ini terus dipantau komunitas kripto, karena dapat memberikan dampak besar terhadap proyek Toncoin dan masa depan ekosistem kripto di dalam platform Telegram. (*)